🌷 [2] ‎Surprising Fact

7.1K 343 142
                                    

Vote dan komen

Bukan waktu yang mengubah manusia, tapi keadaan sendiri yang memaksanya berevolusi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bukan waktu yang mengubah manusia, tapi keadaan sendiri yang memaksanya berevolusi.
-Raquilla-
•••

"DAMAR!!"

Panggilan bernada manja di ujung koridor itu membuat seorang cowok berseragam putih abu-abu memekik kaget. Bahkan, refleknya menjatuhkan orang juice yang baru saja ia beli.

Damar berdecak sebal lalu menatap ngeri ke arah Nabilla seperti maling yang ketahuan mencuri. Mampus gue, mampus! batin Damar.

Nabilla setengah berlari ke arah Damar, berkas yang dibawa cewek itu memancing satu alis Damar naik.

"Damar! kamu kemana aja? Aku kayak anak ayam yang kehilangan induknya tau. Aku dalam masalah besar, Dam. Huwaa Dam please tolongin aku." Nabilla menarik-narik ujung seragam Damar, memasang wajah puppy eyes.

"Justru aku yang nyariin kamu kemana-mana, Nab," alibi Damar. Pencitraan lah sama majikan. "Emang kamu dapat masalah apalagi? Ceroboh banget Na. Kemarin pas SMP kamu robohin papan mading sampai kacanya pecah, sekarang--"

"Sekarang rusakin proposal punya ketua OSIS Dam, sumpah! aku nggak niatan banget ngelakuin itu," potong Nabilla ngos-ngosan. Napasnya tidak teratur saking gugupnya. "Awalnya aku jalan-jalan tuh nyariin kamu, dan ternyata aku nggak sengaja nabrak cowok, parahnya itu ketua OSIS. Ganteng sih, Dam. Hihi. Tapi galak banget."

Damar hanya manggut-manggut paham, hati kecilnya sangat menyesal di pertemukan dengan Nabilla. Bagaimana tidak? Nabilla selalu saja membuat hari-hari Damar terasa di neraka. Nggak setiap hari sih, kelakuan ceroboh Nabilla aja yang sering bikin ribet.

"Jadi?" tanya Damar, kedua tangannya masuk dalam celana.

"Jadi tolongin aku bikin proposal ya... plis. Ketua ISIS eh, OSIS maksudnya minta proposalnya selesai hari ini. Sama persis pokoknya Dam. Yayaya?"

Tangan Damar yang tadinya di saku celana perlahan naik dan memijat pelipis. Jika tidak berdosa maka Damar akan senang hati menenggelamkan Nabilla ke sungai Amazon.

"Mana sini aku liat?" Damar pasrah, dia mengambil alih proposal setengah basah dari tangan Nabilla.

"Kok basah?" tanya Damar.

"Ketumpah susu strawberry Dam."

"Ck, ampe segitunya. Mana tebel banget lagi ini proposal. Bentar liat dulu ada berapa halaman. Kalau banyak aku nggak yakin bakal selesai hari ini," jelas Damar.

RaquillaWhere stories live. Discover now