🌷 [29] Warna

3.8K 162 4
                                    

Part ini lumayan panjang, maaf kalo ceritanya bosenin. :")

Chapter 29: Warna

Dia, seperti warna, indah, membuat hariku terasa bermakna

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia, seperti warna, indah, membuat hariku terasa bermakna.

-Nabilla Shiletta-
•••

Ada berapa alasan untuk Nabilla menarik senyumnya di pagi ini. Pertama, hari ini libur—tepatnya hari Minggu, kedua, Ia berhasil membujuk Raqa untuk menemaninya kelas melukis, meski sempat ditolak oleh cowok itu, Nabilla menjadikan Risa ancamannya. Ketiga, dirinya sudah resmi jadi cewek Raqa.

Itu bukan berarti, Nabilla mengerti statusnya, jujur, menjadi pacar Raqa bukanlah keinginannya. Sebab itu, Nabilla meluangkan waktu, duduk di rerumputan taman belakang rumahnya. Bersama Damar, Nabilla menceritakan semuanya.

"Damar pernah punya cewek, nggak? Gimana rasanya? Enak nggak, sih?" Nabilla bertanya, dengan tangan sibuk mengelus kepala Chila-kelinci peliharannya.

"Pernah. Rasanya seneng aja gitu, punya gandengan. Emang kenapa? Kamu punya cowok?" jawab Damar, satu tangannya menyodorkan wortel ke mulut Chila.

"Baru punya. Hehe."

Seketika Damar ternganga, tunggu, apa dia tidak salah dengar? Nabilla punya pacar?

"Beneran. Berarti kamu udah gede dong, siapa orangnya?"

"Kak Raqa, awalnya dia ngajak pacaran, aku tolak, kata Bunda nggak boleh pacaran, 'kan. Tapi kata Kak Raqa pacaran sama jadi ceweknya lebih spesial," jawab Nabilla, ia tersenyum, sementara Damar dengan jengah memutar bola matanya. "Asik ya bisa jadi ceweknya Kak Raqa, Damar tau nggak, Nabilla seneng bangettt. Kalo udah gini, Kak Raqa nggak bakalan jauh-jauh deh dari Nabilla. Hihi."

Damar, bingung harus merespon seperti apa, ia berdecak, lalu mengacak gemas rambut Nabilla. "Itu namanya pacaran, Nabilla. Ngerti?"

"Masa? Ih, bukan! Pacaran sama jadi cewek Kak Raqa itu beda!" tukas Nabilla. Cemberut, alis cewek itu hampir menyatu. "Beda. Beda. Beda. Damar nggak ngerti ya?"

"Nabilla, coba dengerin aku dulu," sela Damar, cowok berkacamata mata itu menatap Nabilla. "Pacaran itu terjadi ketika dua orang saling suka dan pengen terus bersama. Sama kayak yang Kak Raqa lakuin ke kamu, dia minta kamu jadi ceweknya, berarti dia ngajak pacaran. Dia nggak mau kamu diambil sama cowok lain. Makanya dia klaim kamu jadi ceweknya, dan secara tidak langsung, dia udah nembak kamu."

Nabilla manggut-manggut paham. "Artinya Kak Raqa bohongin aku dong. Padahal Nabilla udah nolak diajak pacaran."

"Bukan bohong, Kak Raqa cuma nggak mau kamu nolak dia," ujar Damar, beralih mengelusi pipi Nabilla yang masih berbalut kapas. "Tau nggak artinya apa?"

RaquillaWhere stories live. Discover now