🌷 [28] Be Mine

3.9K 183 11
                                    

Nggak tau part ini bikin kalian baper apa nggak.

Chapter 28: Be Mine (Jadi Milikku)

Waktu, tidak pernah lelah untuk menunjukkan seberapa kuat orang yang kamu anggap lemah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu, tidak pernah lelah untuk menunjukkan seberapa kuat orang yang kamu anggap lemah.

-Raquilla-
•••

"TAMARA!"

Kesabaran Raqa habis begitu saja tepatnya saat mendapati Nabilla basah kuyup akibat siraman teh panas dari Tamara. Kepalan tangan cowok itu menguat, alisnya hampir menyatu, susu di tangannya dilempar entah kemana, Raqa menghampiri Nabilla.

"Raqa... gue kira lu udah-"

"Diam!" Raqa membentak, cowok itu menatap tajam Tamara. Nyali Tamara ciut seketika. "Dasar sampah!"

"Kak Raqa, pipi Nabilla... perih."

Ia kembali menangkup pipi Nabilla, ikut merasakan panasnya, dengan khawatir kemudian berkata. "Mana lagi yang perih?"

"Ini... " Nabilla menunjuk sebelah matanya yang sulit sekali dibuka. "Sakit. Mata Nabilla nggak bisa dibuka."

"Raqa, gue nggak sengaja, sumpah," sela Tamara.

Raqa memejamkan mata, menahan tangannya agar tidak berbuat masalah, namun, mendengar rintihan Nabilla membuatnya lemah. Diambilnya mangkuk cabai di atas meja, dengan cepat Raqa menumpahkan semangkuk cabai tadi di wajah Tamara. Pekikan histeris langsung memenuhi kantin.

"Impas." Raqa menatap wajah Tamara dengan puas. "Gue peringatin. Jangan pernah sentuh Nabilla lagi!" Lalu berbalik menuju Nabilla.

"Raqa... mata gue perih, muka gue panas, njir," Tamara lantas terduduk, memegangi wajahnya yang sudah tidak karuan. "Raqa... lu harus tanggung jawab! Lu gila!"

Mengabaikan rintihan Tamara, Raqa memilih membopong Nabilla, mengalungkan tangan cewek itu ke lehernya. Tidak peduli, seberapa banyak pasang mata menatapnya dengan ngeri.

"Jangan takut, gue pastiin dia nggak bakalan nyentuh lu lagi," bisik Raqa, kemudian menatap keempat temannya. "Urus Tamara, bikin dia jera, gue muak liat mukanya!"

"Siap, bos." Juan dengan seringai, mengacungkan kedua jempolnya.

"Kak Raqa, nggak boleh gitu, Kak Tamara tadi katanya nggak sengaja." Meski matanya tertutup, pipinya masih perih, Nabilla tetap bicara. "Nanti kita obatin Kak Tamara juga ya?"

Lagi-lagi, Nabilla berhasil menarik perhatian Raqa. Ia tersenyum meski tidak terlihat oleh cewek itu. Tuhan, tolong, berikan jawaban darimana spesies gadis seperti Nabilla berasal?

"Iya," jawab Raqa, senyum Nabilla melebar. Namun, segera enyah ketika Raqa bersuara. "Gue bikin hancur mukanya aja, gimana?"

"Ih, nggak boleh! Jahat itu namanya."

RaquillaWhere stories live. Discover now