🌷 [4] He's Bad Boy?

6.2K 308 51
                                    

Vote dan komen untuk menghargai karya penulis ;)

Jangan takut kehilangan, karena semua yang ada di dunia hanyalah titipan.

-Raquilla-
•••

Jika bukan karena paksaan Juan, Nabilla tidak mungkin duduk manis di ranjang UKS saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika bukan karena paksaan Juan, Nabilla tidak mungkin duduk manis di ranjang UKS saat ini. Tangannya yang tadi penuh goresan luka kini sudah dibalut perban. Meski masih terasa sakit, dia memilih diam sambil sesekali menggerakan jarinya yang terasa nyeri.

Chatrine yang sedang sibuk membereskan kotak P3K kini beralih menatapnya.

"Kalau tangan lo masih sakit, baring aja lagi, entar gue yang bilang sama Raqa supaya lo izin ikut MOS hari ini."

Nabilla menggeleng. "Eh enggak usah kak. Aku masih kuat kok."

Juan terkekeh pelan. "Ikut aja napa Nab, gue yakin tangan lo masih sakit, nyeri ya? Sini gue tiupin." Juan beringsut meraih tangan Nabilla, namun tertahan karena Chatrine menarik telinganya.

"Nggak usah modus deh lo playboy. Mending minggat sana! Dasar playboy cap terasi, nggak tahu orang lagi sakit masih aja dimodusin," gerutu Chatrine seraya menjewer telinga Juan. "Nih, biar lo tau rasanya gimana di PHP in."

Juan malah meringis dan justru meminta ampun, sambil memegangi telinganya yang memerah. Juan memang tipikal playboy yang tidak terhitung lagi berapa banyak mantannya.

"I-iya deh. Gue khilaf, ini lepasin telinga gue ah, sakit bego. Atau nggak gue cium lo sekarang!"

Chatrine melotot, buru-buru dia melepaskan jewerannya. Seolah mengerti sesuatu, ia lalu berpindah duduk di sebelah Nabilla. Nabilla yang melihat kejadian itu hanya mengulum senyum. Mendapati Chatrine duduk sambil mengelus dada.

"Kenapa kak?" tanya Nabilla.

"Enggak papa. Gue kaget aja Juan ngomong gitu, eh gue mau tanya sesuatu nih. Kok bisa-bisanya ya Raqa ngehukum lo? Lo ada buat kesalahan apa?" cerca Chatrine mengalihkan pembicaraan.

Nabilla terdiam beberapa saat sebelum akhirnya memilih menatap sepatunya. "Euum ... sebenarnya sih aku dari pagi tadi udah bikin masalah sama kak Raqa. Tapi suwer kak, aku nggak ada niat. Dan jadinya malah kayak gini. Apalagi saat di aula tadi, aku sama temen-temen ketahuan menggosip. Ya gini jadinya, aku dihukum nyabutin rumput di taman belakang sekolah. Pake tangan lagi, kan susah."

Cathrine mendengar nada kecewa dari mulut Nabilla, dia sendiri sudah mengenal Raqa sejak dua tahun lalu. Jadi, sifat keras kepala dan semaunya Raqa memang sama seperti dulu. Sulit dihilangkan.

"Kalau gitu, gue saranin lo hati-hati aja mulai sekarang," ujar Chatrine. Punggung Nabilla segera menegap.

"Emang hati-hati kenapa kak? Kak Raqa orangnya jahat ya? Atau dia sering bentak-bentak kayak cerita cowok di novel-novel gitu. Duh, kakak jelasin dong."

RaquillaWhere stories live. Discover now