"Kakak nggak mau rahasia itu terbongkar kan? Kakak harus jadi pembantu aku."
Apa jadinya jika seorang ketua OSIS yang tampan, galak dan bersifat dingin harus mematuhi semua perintah gadis polos nan lugu?
***
Raqa Abimanyu Dinata, mantan berandalan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Satu hal yang berhasil kulakukan sejak bertemu kamu, yaitu, berdamai dengan masa lalu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
-Nabilla Shiletta- •••
Suasana pameran di kota Bandung memang menarik banyak pasang mata, hanya sekedar mengagumi keindahan berbagai seni rupa yang terpajang di sana. Termasuk Nabilla. Cewek itu tidak hentinya bergumam sambil sesekali menghitung jumlah lukisan yang terpajang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Ada dua puluh, wih keren, lukisannya ada dua puluh Kak Raqa, liat deh, cantik banget." Nabilla menunjuk lukisannya, lalu menatap Raqa. "Nabilla juga mau deh lukisannya dipajang kayak gitu, pasti asik ya, Kak."
Raqa tersenyum, mengacak gemas rambut Nabilla. "Kalo itu sih gampang, kamu tinggal selesain lukisannya, urusan pameran biar aku yang ngatur."
Nabilla antusias. "Beneran? Wih asik, Kak Raqa baik banget ya."
"Risa juga mau, Risa mau gambaran Risa di pajang di sana. Boleh ya, Kak," pinta Risa, dalam gendongan Raqa, cewek itu mengecup pipi Raqa sebagai rayuannya. "Gambaran yang ada mama, papa, Risa, sama Kak Raqa. Boleh ya?"
"Iya boleh," jawab Raqa. Mengusap turun rambut Risa. Sekarang mereka berada di stand lukisan. "Patung kelinci Risa juga ada, mau liat nggak?"