🌷[36] Aku dan Kamu

3K 154 15
                                    

Chapter 36: Aku dan Kamu

Sekarang pukul lima sore, itu artinya waktu Nabilla pulang dari rumah Raqa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekarang pukul lima sore, itu artinya waktu Nabilla pulang dari rumah Raqa. Dia tersenyum, menatap ramainya jalanan kota, berbanding terbalik dengan pikirannya, yang sedari tadi bergelut pada aktivitas mereka di taman sebelumnya.

"Nabilla," panggil Raqa.

Nabilla melirik sekilas. "Iya?"

"Kamu nggak marah, 'kan, soal tadi. Maafin aku yang gagal ngontrol diri," ujar Raqa, penuh rasa bersalah.

"Nabilla nggak marah, kok," tukas Nabilla. Dia tersenyum memandang Raqa. "Udah, lupain aja. Raqa fokus nyetir dulu."

Raqa tersenyum, dia mengacak gemas rambut Nabilla. "Makasih, aku janji lain kali nggak akan ulangi itu. Kamu takut sama aku?"

Nabilla berdecak pelan, dia tak mengerti apa yang sedari Raqa katakan. Takut? Untuk apa? Ia tahu Raqa hanya terlalu besar menginginkannya.

"Ini cuma luka kecil, nggak seharusnya Nabilla takut Raqa," Nabilla menunjuk bibirnya, terlihat merah akibat digigit Raqa. "Besok juga sembuh."

"Kita beli obat ya?"

"Nggak perlu," Nabilla berdecak. "Raqa bawel nih, kurang ya tadi pelukan Nabilla? Sini aku peluk lagi."

Lantas, Raqa segera menepikan mobilnya, takut jika fokusnya hilang akibat Nabilla yang mendadak melepas sealtbelt dan naik ke pangkuannya.

"Nab-"

"Sttt, Raqa nyetir aja. Nabilla janji bakal diem."

Cewek itu memeluknya, Raqa mendengus, lagi-lagi tertegun dengan kebaikan hati Nabilla. Mencium puncak kepala cewek itu, Raqa melanjutkan perjalanan, efeknya, kini gadis itu terlelap dengan nyaman.

"Aku sayang kamu, Nabilla."

-Raquilla-

"Nabilla bangun, kita sudah sampai," ujar Raqa. Sesampainya di depan rumah Nabilla.

Tak lama suara khas baru tidur terdengar, Nabilla menggeliat, menguap, lalu segera menutup mulut mendapati Raqa terkikik geli menatapnya.

"Ih Nabilla baru ingat ada Raqa! Maaf, pasti bau ya mulut Nabilla habis bangun tidur. Ih malu! Raqa harusnya bilang tadi tuh," kesal Nabilla, bibirnya mengerucut, bersedekap.

Raqa mengacak gemas rambutnya. "Santai aja, cewek aku tetap harum apa pun keadaannya."

"Hah? Jadi, pas aku buang hajat aku harum juga?" tanyanya polos.

RaquillaWhere stories live. Discover now