🌷 [38] Mochi

2.9K 128 21
                                    

Chapter 38: Mochi

Bila ada yang bertanya apa itu bahagia? Maka jawabanku hanya satu, yaitu, kamu

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Bila ada yang bertanya apa itu bahagia? Maka jawabanku hanya satu, yaitu, kamu.

-Raqa Abimanyu Dinata-
•••

Nabilla senyum-senyum sendiri mengingat perlakuan manis Raqa malam tadi. Mulai dari makanan, cara cowok itu merayunya, sampai cerita sedih yang menggetarkan hati. Bukan itu saja, Raqa juga membacakan dongeng putri salju-sebagai penghantar tidur, sebelum akhirnya Nabilla benar-benar terlelap.

"Lu gila senyum-senyum sendiri, Nab?" celetuk Mentari, menyeruput kuah baksonya.

"Aelah, lu kayak dungu aja, Tar. Nggak ngerti apa Nabilla itu lagi jatuh cinta." Sagita menyahut, mengedipkan sebelah mata pada Nabilla. "Bener nggak?"

Nabilla mengangguk malu-malu. "Raqa malam tadi baik banget beliin aku banyak makanan, ada es krim, susu, permen terus wafer keju," ucapnya, Mentari dan Sagita langsung berpandangan heran.

"Malam tadi? Maksudnya Raqa dateng ke rumah lu gitu malam tadi?" tanya Sagita, penasaran. Mentari yang mengunyah baksonya lantas merapatkan duduk guna mendengarkan.

"Iya."

Bushtt. Saking terkejutnya, Mentari berhasil menyemburkan isi mulutnya mengenai seragam Sagita.

"Ish, lu jorok banget, sih Tar?! Kotor ini baju gue!" Ia memandang nanar pada bajunya.

"Iya maaf-maaf," ujar Mentari, Nabilla terkikik geli, dia mengeluarkan tisu basah dari saku roknya kemudian mengulurkannya pada Mentari.

"Untung bawa tisu, Sagita bersihinnya pake ini aja," saran Nabilla. Dia lalu menatap Mentari. "Mentari juga, sebelum makan sebaiknya doa dulu, supaya nggak kelepasan kayak tadi."

Mentari memutar bola matanya malas. "Gimana nggak nyembur? Lu ngomong nggak dikira-dikira, sih! Gue kaget tau, Nab."

"Hihi, iya maaf-maaf, tapi kalian jangan bilang siapa-siapa ya, termasuk Damar. Aku takut dia khawatir."

"Ya boleh sih, tapi ada syaratnya, gimana?" Sagita menaik-naikkan alisnya, Mentari terkekeh, dia menyikut lengan Sagita. "Apaan dah?"

"Udah deh, lu ikut aja," bisik Sagita. Mentari manyun dan menggangguk saja.

Berpikir sejenak, akhirnya Nabilla menganggukan kepala. "Emang syaratnya apa?"

Sagita tersenyum. "Mudah kok, lu tinggal cerita lu ngapain aja sama Raqa malam tadi, mau?"

Lagi-lagi, Nabilla terdiam, kalau dipikir-pikir tidak ada salahnya juga. Mentari dan Sagita adalah temannya, tapi untuk Damar Nabilla tidak menjamin cowok itu menyukai hal ini.
Baru saja ingin bersuara, gawainya bergetar di saku rok, Nabilla mengeluarkan benda pipih bercase pink itu. Dan menemukan satu chat dari Raqa.

RaquillaOnde histórias criam vida. Descubra agora