🌷 [11] Hot News

5K 214 30
                                    

VOTE DAN KOMEN..

Ada kalanya kata yang hendak terucap ditelan kembali, agar tidak ada pihak manapun yang tersakiti.
-Raquilla-
•••

Jam menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, selesai makan malam bersama keluarganya, Nabilla duduk di atas kasurnya seraya memainkan ponsel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, selesai makan malam bersama keluarganya, Nabilla duduk di atas kasurnya seraya memainkan ponsel. Dilihatnya lagi nomor Raqa yang sudah ia simpan.

Nabilla tersenyum, entah kenapa, padahal hari ini begitu melelahkan. Mulai dari acara MOS dimulai, sampai acara itu selesai, Nabilla ingat banyak kesialan yang menimpanya.

Meski demikian, Nabilla tidak pernah marah pada Tuhan, karena ia selalu ingat kata Nara jika musibah adalah salah satu wujud rasa sayang Tuhan pada makhluknya. Atau sejenis hukuman atas perbuatan dosa yang makhluknya lakukan.

Jika Nabilla masuk dalam kategori kedua, maka dia akan senang hati memperbaiki kesalahannya. Jika pun masuk dalam kategori pertama, Nabilla sangat bersyukur karena Tuhan menyayanginya.

Sebab itu sekarang Nabilla tersenyum, hanya satu, mengingat semua sikap Raqa padanya. Cowok ganteng itu, ya, dia memang labil, kadang bikin kesel, tapi Nabilla suka. Kadang suka ngehukum tanpa sebab, tapi yang ini tidak bisa ditoleransi.

Nabilla mendengus, ia sudah mencoba mengerjai Raqa dengan menelpon cowok itu. Tapi, hasilnya? Bikin Nabilla pengen nyakar dinding. Dia tidak menyerah, mencoba menelpon Raqa lagi dan untuk ketiga kali ini Raqa mengangkat telponnya? Oh, waw! Seperti mimpi. Saking girangnya, Nabilla menendang-nendangkan kakinya ke udara.

Apalagi bocah manja, pendek?! Berhenti ganggu gue!

Belum sempat Nabilla bersuara, suara berat di seberang sana memekak telinganya.

"Aku ganggu berarti ya? Duh, maaf ya kak. Hihi."

Nggak usah ditanya! Pake ketawa-ketiwi lu! Tutup telponnya!

"Nggak mau ih, pengen denger suara Kakak. Boleh ya?"

Kaga! Gua males denger suara lu, cempreng!

"Ish. Nabilla nggak cempreng tau! Ini gara-gara ngomongnya kenceng."

Lu kira gue dungu?

"Duh, bukan gituuu. Disana kayaknya ribut, makanya aku kencengin ngomongnya. Kakak lagi dimana, sih? Kok banyak suara kaset rusak?"

Bukan kaset rusak! Ini DJ.

Nabilla terkekeh pelan. "Oh. Emang kakak ada kerjaan lain ya nge-DJ malam-malam gini?"

Andai Nabilla tau di seberang sana Raqa ingin sekali mencekiknya.

Terserah lu, geblek!

Nabilla mengerucutkan bibir, ia menyandarkan punggung di sandaran kasur. "Tuh, kan ngomongnya pakai urat lagi. Bikin-"

RaquillaWhere stories live. Discover now