🌷 [41] Truth or Dare

2.7K 123 11
                                    


Chapter 41: Truth or Dare

Yang paling bernilai dalam kehidupan adalah kejujuran, tapi mengapa ketika seorang wanita yang mengakui perasaannya itu dianggap memalukan?

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Yang paling bernilai dalam kehidupan adalah kejujuran, tapi mengapa ketika seorang wanita yang mengakui perasaannya itu dianggap memalukan?

-Raquilla-


"Papa, Nabilla kangen Papa, Nabilla mau peluk," gumam Nabilla, seraya memeluk foto keluarga mereka. Ada Nara, Darsetta, Kak Yogi, dan dirinya.

Hari libur merupakan hari yang dinanti setiap orang, namun bagi Nabilla hari liburnya selama beberapa bulan ini terasa hampa tanpa Darsetta--Papanya.

Kak Yogi, sering keluar rumah untuk urusan kuliah atau berkumpul bersama teman-temannya. Sedangkan Bunda, kadang sibuk dengan pekerjaan rumah, sebab Nara tidak mau memiliki pembantu. Meski begitu, Nara selalu ada kapan pun Nabilla membutuhkannya.

Seperti sekarang ini, tentu saja.

"Nabillla." Suara panggilan bernada lembut itu berasal dari Bunda. Nabilla menoleh, dia mendapati Bunda berjalan mendekat.

"Iya Bunda. Nabilla udah minum susunya," jawabnya. Menunjuk gelas kosong di nampan.

"Bunda bukan nanya soal susu sayang. Bunda mau ngasih kejutan."

"Kejutan? Ih suka! Berarti mata Nabilla harus ditutup pakai kain ya kayak Raqa ngasih aku kejutan juga?"

Nara mengangguk mengiyakan, mereka berada di taman belakang yang penuh dengan tanaman hias dan Bunga.

"Kalo Raqa nutupya pake kain, bunda nutupnya pake tangan aja, nggak papa, 'kan?"

Nabilla mengangguk saja. Nara tersenyum dan membalik tubuh Nabilla menghadap pintu pembatas antara rumah dan taman belakang.

Gugup? Pasti, Nabilla menerka-nerka, "Apa ya kejutan dari Bunda?"

"Yang pasti kejutannya nggak gede, supaya kamu nggak terlalu rindu sama Papa aja."

Lagi, Nabilla mengangguk dalam diam dengan mata tertutup oleh tangan Bunda.

"Bunda hitung ya. Satu..."

"Dua..."

"Tiga..."

"SURPRISE!!"

Nabilla terperangah sesaat setelah Bunda melepaskan tangannya. Ia terlonjak kaget ketika mendapati Sagita dan Mentari tiba-tiba memeluknya.

"Kalian?"

"HAPPY WEEKEND NABILLA!!" Pekik Sagita dan Mentari, mereka memeluk Nabilla secara bersamaan.

Bukan hanya itu saja, ia juga menemukan Raqa, Ragil, Juan dan Gheral. Keempat cowok itu masing-masing membawa perlatan piknik yang lumayan banyak.

"Hai Nab," sapa Juan sambil mengangkat karpet besar yang cowok itu dapat entah darimana. "Kita piknik di sini boleh, 'kan?"

RaquillaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt