25

2K 468 32
                                    

Mohon untuk apresiasinya berupa
[ vote + comment ] Mohon dibaca perlahan-lahan okeyㅡbaca dan pahami. Banyak Teori disini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Chaㅡ!"

Gue menjeritkan nama seseorang, namun tercekat kala seseorang lainnya melempar gue kedalam sebuah ruangan gelap dimana gue gak bisa melihat apapun disana, tak ada satu celah cahaya yang dapat gue temukan disini. Jeritan gue tak terselesaikan karena suara gue tercekat begiru saja, seseorang mencengkik leher gue dengan tangan lembutnya. Its hurt.

Ruangan ini benar-benar gelap dan pengap. Terasa seperti gudang lama yang telah lama ditinggalkan, kosong dan berdebu.

Nafas gue memburu seiring bertambah paniknya gue. Tidak ada seorang pun disana, gue bebas dari apapun yang mengikat tetapi gue sama sekali tidak bisa membuat pergerak sekecil apapun, karena sesuatu yang tak teraba oleh pancaindera gue, tengah mengawasi.

Tak melihat, namun merasakan.

Melelahkan, walaupun gue hanya terduduk dilantai yang berdebu, energi gue seolah-olah diserap oleh sesuatu. Benar-benar habis.

Ini apa? Kenapa kesadaran kembali begitu telat ketika gue sudah sampai disini dan tanpa gue sadari gue telah pergi ?

Siapa yang membawa gue kesini? Kerjaan siapa sih?

"SESEORANG TOLONG!!!!"

Gue berteriak sekuat gue dengan tenaga yang tersisa.

Hening..

Apa tak ada seseorang pun yang mendengar teriakan gue? Apa suara gue teredam oleh sesuatu? Kenapa Tuhan tidak berpihak pada gue kali ini? Kenapa Tuhan begitu memperumit gue dengan segala permasalahan duniawi ini, sedangkan gue bisa aja mati disini karena tak kunjung diselamatkan.

Bulu kuduk gue berdiri

Tubuh gue menegang

Kala sebuah kain menyentuh kulit gue begitu lembutnya. Tandanya, gue enggak sendiri.

Ada seseorang disini bersama gue. Tapi gelap, gue gak bisa melihat siapa dia, mungkinkah dia cuman halusinasi gue?

"He will dissapear"

What do you mean? Who is 'He'

Seseorang berbisik, begitu dekat sampai gue bisa mendengarnya begitu jelas.

"Umur lo gak akan panjang"

Air mata gue menetes, membasahi pipi kala mendengar kalimat-kalimat yang ia ucapkan. Gue gak paham, kenapa suaranya begitu asing, bahkan gue gak bisa mengenali ia adalah laki-laki atau perempuan. Begitu rumit dan menyakitkan.

Sebuah tombak menusuk dada, meninggalkan rasa perih, sakit dan sesak yang menjadi satu disana.

Tangsian gue semakin pecah, gue takut, gue berharap seseorang membawa gue pergi menuju tempat yang ramai banyak orang, terang karena sinar matahari, bersih dan wangiㅡmembawa rasa nyaman layaknya dekapan Jaefri.

"Menangis karena rasa sesak, cinta membuta karena api"

Gue mendengar ia mengucapkan kalimat lainㅡtolong, gue sama sekali gak mengerti apa maksud dari kalimat-kalimat itu.

Pikiran gue terlalu kalut untuk permasalahan ini, gue terlamapaui takut, gue membutuhkan my pain killer.

Perlahan semuanya begitu memusingkan, kepala gue berdenyut karena rasa sakit itu kembali terasa, dan di menit selanjutnya gue merasa bahwa sesuatu telah lepas dan gue kehilangan kesadaran gue.

CRUSH CRASH ; Jaehyun ✔Where stories live. Discover now