28

2K 464 52
                                    

"Kenapa lo gak berhenti sih?" tanyanya.

Orang itu menghela nafasnya panjang. "Gue gabisa" ia menjawab seadanya.

"Lagian mereka bentar lagi udah tamat"

"Gue rasa dia gamungkin biarin Rose ninggalin dia gitu aja"

"Maksud lo?"

"Sejahat apapun dia, dia ini tetep sayang sama Rose"

"Gue capek tahu jadi kaki tangan lo, mana gue ini visual-visualnya ga cocok jadi antagonis"

"Hmm..."

"Ya lagian kalian sesama Aquarians gausah jahat-jahat lah"

"Terus hubungannya apa?"

"Stop lah"

"Kok lo jadi terdengar ngebelain dia ya?" tanya nya. Ya bagaimanapun partnernya ini sudah dua tahun membantunya, tapi baru kali ini dia ngebelain rival sekaligus korbannya sendiri.

Walaupun jabatannya hanyalah kaki tangan, setidaknya hati nuraninya masih bekerja dengan baik.

"Soalnya dia cewe baik-baik!"

"Tapi gue gasuka!"

"Gatau ah, gue cuman memperingatkan, ilmu lo bisa balik ke lo sendiri. Gue mau pergi"

"Kemana?"

"Nemuin kembaran gue. Inget-inget kata gue tadi. Jangan bego"

Setelah itu, gadis itu pergi meninggalkannya yang terduduk disana sendirian sembari menatap keluar jendela.

Meninggalkannya dalam kediaman, otaknya berpikir dengan keras, ego tak selaras dengan hati, ia sudah terlanjur tidak suka, maka benci mendominasi.

***

Rose's side.

Mata gue terbuka, beberapa kali memerjap untuk memastikan bahwa gue bener-benar melihat Jaefri membukakan gorden kamar gue, sembari sesekali menyuruh gue bangun karena matahari sudah muncul.

Gatau kenapa, visual Jaefri dua kali lebih memukau ketika sunrise menerpa wajahnya. Ya gimana ya, udah ganteng, terus dapat lightning yang memadai, gantengnya jadi double-double.

"Rose ayo bangun. Masa kalah sama mataharinya" lagi-lagi Jaefri menyerukan ajakannya.

Ah, gue jadi males bangun. Gue tarik selimut putih dengan corak bunga sakura itu kembali menutupi seluruh badan gue, dari kaki sampe kepala.

Jaefri tak lagi bergeming, dia pergi ?

Srett !

Jaefri menarik selimut itu sampai kebawah, gue ketawa lalu beralih memeluk guling, dan lagi-lagi menghiraukannya.

"Astaga Rose bangun, udah jam delapan ini" pekiknya frustasi.

Gue berdehem, "Hari ini gaada kelas" ujar gue. Jaefri mengangguk, mungkin setuju.

"Iya gue tahu, tapi bangun astaga"

Ya setelah dipikir-pikir, gue sama Jaefri lebih cocok menggunakan gue-lo untuk sekarang. Karena kita juga gabakal romantis-romantisan, ya gimanapun untuk menjadi romantis masih merupakan tugas Jeka, fore real. Walaupun keadaan memberi tahu gue, Jaefri lah yang menggantikan semua tugas Jeka selama ini.

Tapi gue benci dia.
Dia jahat. I mean, Jeka.

Gue menggeleng jahil, Jaefri tertawa lalu menghampiri gue, gue masih tenang aja ngelihatin dia dari bawah.

CRUSH CRASH ; Jaehyun ✔Where stories live. Discover now