29

2K 469 122
                                    

Comment kalian moodboster banget ! Ayoo jangan lupa voment ya ✨
.
.
.







Bunda beneran dateng disaat yang tepat, disaat gue sama Jaemin bingung harus berbuat apa karena Rose pingsan dalam keadaan yang sangat-sangat Weirdoz.

"Bunda, tolongin Rose pingsan di kamar mandi!" ucap gue dengan gusar.

Beliau justru menatap gue aneh, mungkin sama kayak Jaemin, dia bakal berpikir dan nanya kenapa gak gue aja yang nolongin atau Jaemin gitu.

Gue memegang ujung kerah baju gue, menggerak-gerakkannya pelan, lalu membentuk huruf X menggunakan jari. Maksud gue, Rose pingsan tanpa menggunakan baju sama sekali.

Dan gue yakin, Bunda gabakal ngijinin gue buat gendong Rose dalam keadaan telanjang kayak begitu.

Padahal gue semalem tidur seranjang sama dia 🌚

Eh, astaghfirullah...

Eh engga semaleman penuh sih, gue habis itu harus rela bersempit-sempitan sama Jaemin di ranjangnya, karena Jaemin ngelarang gue nemenin kakaknya sepanjang malam.

Setelah melihat penjelasan gue, Bunda langsung minta ditunjukkan disebelah mana letak kamar mandinya dan meminta satu handuk besar.

Setelah itu Bunda masuk dan menutupi tubuh Rose dengan handuk, ia meminta Jaemin untuk menggendong tubuh kakak nya untuk dipindahkan ke kamar.

Gue cuman diem nunggu di ruang keluarga, serius gue gelisah banget. Takut Rose kenapa-kenapa.

Dua puluh menit Bunda di dalem dan gue berinisiatif buat nengok mereka di dalem kamar Rose barengan sama Jaemin.

Ketika gue masuk, gue mendapati Rose sudah berpakaian lengkap. Bunda kayak seneng banget duduk disamping Rose yang tertidur disampingnya sambil terus membelai kepalanya dengan lembut. Soalnya anaknya cowok semua sedangkan Bunda pengen punya anak cewek yang bisa dia dandanin atau diajak shopping baju dan alat make up, sedangkan gue sama Jeno diajak jalan ke Mall sejam aja udah ngeluh capek minta pulang.

"Bun? Dia gapapa?" tanya gue.

Bunda yang menyadari gue sama Jaemin berdiri di ambang pintu lantas menoleh lalu mengangguk lalu mempersilahkan kami masuk. "Mungkin ada sesuatu tadi" ucapnya di iringi helaan nafas.

"Tante, Kakak bakal sadar enggak ya?" kali ini Jaemin yang bertanya.

Bunda menarik tangannya lembut untuk mendekat, "Kita gatau nak, tapi tante yakin kakak kamu kuat. Intinya, tugas Jaemin jagain kakak ya? Jadi laki-laki yang baik" hati gue menghangat kala mendengar kalimat Bunda.

"Kakak kamu cantik"

"Hahaha iya terima kasih tante"

"Jagain yang bener, suruh sholat walaupun berat, minta perlindungan terus, jangan kayak anak tante yang paling besar ini ya?" Bunda auto noleh kearah gue dengan tatapan tajamnya. Gue jadi senyum kikuk ditatap begini sama Bunda.

Iya, beliau adalah orang pertama yang menentang gue murtad alias keluar dari agama Islam, tapi gue masih juga nekat waktu itu. Durhaka banget yakan?

Tapi Bunda tetep baik ke gue, dia masih mau anggep gue anaknya, lebaran pun gue masih diajak keliling silaturahmi. Kadang gue miris lihat semua perlakuan bunda ke gue.

"Maaf ya Bun.." lirih gue.

Bunda mengalihkan pandangannya ke Rose lagi, "Katanya mau ta'arufin Rose, tapi gak balik-balik kamu" ucapnya.

Gue meringis geli, harus banget gitu Bunda bilang begitu di depan Jaemin. Mau di taruh mana muka gue, iya iya halu gue ketinggian buat dapetin cewek seperfect dia.

CRUSH CRASH ; Jaehyun ✔Where stories live. Discover now