26. You Are

980 135 30
                                    

Semenjak Kau ada di sisiku
Hidupku terasa lebih indah dari sebelumnya.

-

-

-

-

-

Note: Sebelumnya aku minta maaf karena udah lama gak update, hampir seminggu gak sih? Aku gak update karena emang lagi sibuk bgt sama tugas kuliah guys, terus aku kaya kehilangan inspirasi gitu sama cerita ini, tapi alhamdulillah mood ku udah balik lagi, Ah iya sekedsr bocoran aku udah siapin cerita baru tentang Hunji buat kalian, kayanya bakal di publish setelah ceritanya ini selesai deh, menurut kalian gimana?

-

-

-

-

ENJOYYY AND VOTE JUSEYOOOO!!!!!

-oOo-

Jika kebanyakan para pria mengeluh akan morning sickness yang dialami istri pada trimester awal, maka lain halnya dengan Sehun. Pria itu dengan sabar mengusap tengkuk Jiyeon agar wanita itu memuntahkan isi perutnya. Kehamilan Jiyeon sudah memasuki minggu ke 6.

"Sudah mendingan?" kata Sehun lembut, mengusap mulut Jiyeon perhatian.

"Oppa belum berangkat?" tanya Jiyeon menatap suaminya yang masih menunggunya itu. Jam sudah hampir berada di angka delapan. Tetapi Sehun belum juga berangkat.

"Kau tidak sedang baik-baik saja sayang" kata Sehun lembut, mengusap kedua pipi Jiyeon yang terlihat semakin berisi.

Jiyeon tersenyum menggenggam tangan Sehun erat."Aku baik-baik saja, ini kan sudah sering terjadi" ujar Jiyeon pelan.

Sehun menghembuskan nafasnya pelan, sungguh dia malas bekerja hari ini. Pria itu ingin terus memeluk istrinya seharian. Beruntung Jiyeon sedang tidak bekerja untuk beberapa hari ke depan, Sehun meminta izin cuti pada Dokter Choi karena kondisi wanita itu sedang tidak stabil.

"Aku akan menelpon eomma untuk menemanimu di sini heum?" Jiyeon menggeleng pelan, tersenyum lembut dan mengecup pelan pipi pria itu. "Aku baik-baik saja Oppa, sungguh" kata Jiyeon tersenyum.

Sehun menghela nafasnya dan mengangguk,"Baiklah, telepon aku jika terjadi apa-apa oke?" Jiyeon terkikik melihat kelakuan Sehun, pria itu menjadi dua kali lebih protektif terhadapnya.

"Arraseo pergilah"

"Kau mengusirku?"

"Oppa----

"Nee...aku pergi dulu heum?"

Jiyeon memejamkan matanya kala Sehun mengecup lembut dahi dan bibirnya bergantian, rutinitas pagi yang selalu pria itu lakukan setiap hari. Tubuh Sehun membungkuk, mengusap perut Jiyeon yang datar dan mengecupnya sayang, "Appa pergi dulu ya sayang, jangan nakal dan jaga eomma" kata Sehun lembut.

Pemandangan seperti ini selalu berhasil menyentuh hati Jiyeon. Wanita itu tak pernah menyangka jika rumah tangganya sebahagia ini, bersama orang yang luar biasa seperti Sehun. Jiyeon berharap selamanya akan seperti ini.

My Beloved Husband (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora