MOH- Lima

31.8K 1.3K 29
                                    

Sanaya ternganga saat melihat apartemen yang akan dia tinggali bersama Rega tidak sama dengan apa yang dia perkirakan.

Jangan bilang gue bakal sekamar terus sama Reganjay ini ?!

Apartemen milik Rega hanya terdiri dari satu kamar , ruang tamu dan ruang tengah yang hanya dipisah dengan almari buku sebagai sekat serta dapur dan kamar mandi.

"Sorry, apart gue kecil karena uang yang gue punya nggak cukup buat yang besar. Ini juga bekas apart -nya temen gue sendiri, makanya dijualnya murah." jelas Rega seolah tahu akan pikiran Sanaya.

Sanaya sedikit terhenyak saat tau Rega membeli apartemen ini dengan uangnya sendiri, dia mengira kalau ini yang membelikan orang tuanya yang Sanaya tahu kaya raya.

"O-oh iya gapapa,"balas Sanaya dengan tak enak hati. "tapi apa kita bakal sekamar?" cicit Sanaya sambil menunduk, entah kenapa dia jadi malu sendiri bertanya tentang ini.

"Ya dan seranjang." Tegas Rega sambil menatap Sanaya tajam.

Sanaya langsung mendongak "Heh Reganjay kok lo seenaknya gitu sama gue?nggak bisa. Gue nggak mau satu ranjang sama lo."

Rega menyeringai, dia perlahan menghadapkan tubuhnya ke arah Sanaya lalu melangkah maju mendekati Sanaya.

Sanaya sedikit gelisah saat melihat reaksi Rega, dia memundurkan tubuhnya sampai akhirnya dia terpentok dengan dinding samping pintu kamar.

"J-jangan deket-deket lo sama gue" peringat Sanaya sambil mengacungkan jari telunjuknya.

Rega terus saja mendekatkan tubuh tingginya ke Sanaya membuat cewek itu menahan dada bidang Rega dengan kedua tangannya.

Rega berhenti karena tangan Sanaya yang ada di dadanya, tapi dia mendekatkan kepalanya sampai ditelinga Sanaya yang terlapis jilbab. Hembusan nafas Rega membuat Sanaya hampir megap-megap tak bisa bernafas karena kedekatan ini.

"Jangan ngelawan perintah suami, dosa." Sanaya membulatkan matanya, Rega menjauhkan kepalanya lalu berbalik menuju tempat tidur untuk merebahkan tubuhnya. 

Dadanya begitu bergemuruh setelah Rega pergi dari hadapannya, sepertinya dia memang harus menghindari Rega.

"Pokoknya gue nggak mau tidur sama lo, titik." Sanaya keluar dari kamar menuju dapur untuk melihat apakah ada bahan makanan di kulkas.

Ingin sekali Sanaya menjambak rambut Rega saat dia melihat isi kulkas yang hanya ada pisang sudah hampir busuk disitu satu-satunya tidak ada sayur mayur ataupun telur yang bisa dia masak.

"Gue nggak nyangka cogan makannya pisang ampir busuk, edan." Sanaya menatap miris apa yang terjadi, perutnya sudah keroncongan minta diisi. Masa dia juga ikutan makan pisang itu juga?

Nggak deh, meskipun Sanaya pemakan segalanya tapi dia tidak makan pisang yang hampir busuk juga. Dia masih sayang perutnya.

"Apa delivery aja ya?gue udah laper banget, nunggu Reganjay bangun juga lama pasti" Sanaya segera mengeluarkan ponselnya dari sakunya lalu mulai berselancar untuk mencari makanan yang enak untuk perutnya.

- oOo -

Rega memandang Sanaya aneh, cewek itu seolah mengeluarkan laser pembunuh ketika bertemu pandang dengannya. Padahal Rega tidak mengatakan apapun yang membuat Sanaya kesal.

Rega memakai jaket jeansnya lalu merapikan rambutnya bersiap ingin pergi ke salah satu rumah temannya.

"Mau ngapel lo?sekalian beli isi kulkas noh, masa kulkas isinya cuma pisang hampir busuk gitu masih lo simpen?nggak nyangka gue, lo makan buah sampe segitunya. Gue aja yang doyan apa aja nggak sampe makan buah yang udah ampir busuk." cerca Sanaya tanpa jeda.

My Other HappinessWhere stories live. Discover now