MOH- Tujuhbelas

28.6K 1.4K 89
                                    

Suasana tegang dan hening begitu terasa di kelas dua belas ipa 2, kelas Rega. Itu dikarenakan ada Pak Tegar selaku guru Biologi di SIS tengah berkeliling kelas sambil membawa penggaris kayu di tangannya guna memberi peringatan bagi muridnya yang berani menyontek. Ya mereka tengah ulangan harian biologi.

Pak Tegar berhenti di sebelah Rega, dia memperhatikan jawaban yang ditulis oleh Rega.

"Bagus, tapi ada sedikit kesalahan. Kamu coba cek jumlah kromosomnya." ucap Pak Tegar yang langsung di angguki oleh Rega.

"Bapak curang eh, kenapa Rega dikasih tau sedangkan kita-kita enggak?" Di belakang Rega ada Udin memprotes. Murid lain pun ikut memprotes sehingga kelas menjadi riuh.

BRAK

"DIAM!"

"ALLAHUAKBAR BU AVA SEKSI SEKALI"

Seketika kelas hening setelah mendengar suara latah Faqih. Pak Tegar menatap terkejut Faqih begitupun teman-temannya yang lain.

Gaswat ini maa, kenapa mulut keceplosan sih kalo dari tadi gue bayangin body nya Bu Ava anjay. Gara gara Pak Tegar nih yang mukul penggaris di meja gue . Rutuk Faqih dalam hati sambil menepuk mulutnya berulang kali.

"SUBHANALLAH SI FAQIH TERNYATA OMES JUGA, GUE KIRA DIA BENER KAGAK KEGODA AMA BODY NYA BU AVA." Udin saking kagetnya lantaran Faqih yang dikenal anak alim di kelasnya, dia tidak sadar berteriak saat berucap seperti itu.

Tatapan anak laki-laki di kelas itu mengarah tajam kepada Udin seolah mengucapkan kata ' GOBLOK BANGET LO UDIN SEMPRUL' , sedangkan Udin yang ditatap seperti itu tidak sadar, "kenapa?" tanyanya dengan wajah lugu.

Semua tau kalau Bu Ava adalah guru sejarah yang memiliki body seperti gitar spanyol dan membuat murid-murid SIS diam-diam selalu memperhatikan dan mengidolakan Bu AVA yang merupakan notaben istrinya Pak Tegar.

Kini semuanya menatap Pak Tegar yang wajahnya sudah memerah menahan amarah. Sontak Udin yang menyadari itu langsung memukul kepalanya, bersiap untuk konsekuensi yang akan di berikan oleh Pak Tegar.

"JADI KALIAN SERING MIKIRAN ISTRI SAYA? SEMUA ANAK LAKI-LAKI DI KELAS INI KELUAR!" teriak Pak Tegar, suami mana yang rela istrinya di bayangkan oleh laki-laki lain.

Murid perempuan hanya bisa mengelus dadanya karena tidak ikut di keluarkan dari kelas. Dan murid laki-laki bersiap akan keluar kelas.

Saat Rega ingin berdiri, Pak Tegar menginterupsi, "Kecuali Rega, kamu tetap di kelas."

Diam-diam Rega ingin tertawa melihat wajah sengsara teman-temannya yang merupakan anggota TBM.

Berbeda dengan Rega yang menahan tawa karena teman-temannya yang dihukum, Sanaya dan Revi bersorak gembira karena mereka pulang cepat tidak seperti biasanya yang harus pulang sore.

Dan kini kedua gadis itu berada di mall bersama Sicka yang tengah menggendong Raffa. Tadinya dia dan Revi hanya ingin menjemput Raffa, tapi Sicka malah mengajak mereka ke mall. Sudah hampir tiga jam mereka memutari mall dan memasuki beberapa toko baju serta sepatu yang membuat Sanaya dan Revi mengurut dada melihat harganya yang mahal-mahal. Ditambah lagi mereka merasa tidak enak dengan Sicka yang rela mengeluarkan uang merah berlembar-lembar hanya untuk membelikan gamis serta baju-baju lain untuk Sanaya dan Revi.

"San, gue beneran ngerasa nggak enak banget nih sama mertua lo. Liat aja nih, skincare aja gue ikut dibeliin, mana merk mahal lagi." bisik Revi sambil mengangkat paperbag  yang berisi skincare.

"Lo pikir gue kagak?" balas Sanaya ikut berbisik, untung saja mereka berada di belakang Sicka dan Sicka pun masih setia memandang toko-toko yang ingin dia masuki.

My Other HappinessWhere stories live. Discover now