MOH- Enambelas

27.6K 1.5K 25
                                    

Don't forget Vote dan comment. Bantu munculkan semangat saya:)


"Ngapain lo kesini?" tanya Rega sarat akan ketidaksukaannya kepada cowok yang berstatus adiknya itu yang tengah memakan camilan buatan Sanaya.

"Rega nggak boleh gitu sama adek sendiri! Lo laper nggak? Kalo laper gue beliin soto di bawah." Sanaya datang sambil membawakan minuman untuk adik iparnya ini.

Rega mendengus kesal sedangkan Sakha tersenyum lebar kala Sanaya menawarinya makanan.

"Wah, kebetulan gue belum makan kakak ipar, boleh deh boleh kalau dibeliin wkwkwkwk." Sakha nyengir dan langsung mendapat lemparan bantal dari Rega.

"Santuy dong bang, segitunya lo ama gua njir." Sakha balas menatap tak suka kepada Rega.

"Terus gue harus bilang wow gitu?" Balas Rega tak kalah sengit menatap Sakha.

Sanaya yang menyaksikan perseteruan kakak beradik itu menggaruk kepalanya bingung, kok malah berantem? Batinnya.

"Udah udah jangan berantem, itu Raffa lagi tidur. Rega minta uang!" Lerai Sanaya lalu menyodorkan tangannya kepada Rega, cowok itu mendengus lalu merogoh saku celananya dan memberikan selembar uang biru kepada Sanaya.

Setelah mendapat uang dari Rega, Sanaya mengenakan jilbabnya lalu keluar dari apartemennya menuju bawah dimana warung soto berdiri di seberang jalan gedung apartemen yang dia tinggali.

"Buk, bungkus soto kerbaunya dua ya," pesan Sanaya kepada ibu penjual soto.

"Pedes atau nggak mbak?" Tanya ibu itu.

"Sedengan aja buk." Ibu itu mengangguk lalu Sanaya duduk menunggu pesanannya.

Setelah lima belas menit menunggu, pesanan Sanaya sudah berada di tangan. Dia pun segera berlalu bersiap menyebrang jalan sebelum ada tangan yang menepuk pundaknya.

"Iya om? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Sanaya kepada lelaki berbadan tegap dan wajah sangarnya.

Lelaki itu membuka ponselnya lalu menyodorkan kepada Sanaya agar cewek itu melihat layar ponsel.

"Adek pernah liat orang ini di sekitar sini nggak? Dia bawa anaknya. Nah kalo ini foto anaknya," ujar orang itu sambil memperlihatkan sebuah foto anak kecil berumur satu tahunan lebih sedikit, seumuran dengan Raffa.

Tubuh Sanaya menegang, dia menatap layar ponsel itu sedikit lama membuat si lelaki itu menatap aneh.

"M-maaf om, sa-saya nggak pernah liat mereka." Ucap Sanaya sedikit bergetar karena dia masih syok dengan foto yang dia lihat tadi. Apalagi tatapan lelaki itu menghunusnya seolah tidak percaya dengan ucapan Sanaya.

Sedetik kemudian lelaki itu tersenyum, "Hahaha santai dek jangan takut, saya cuma tanya aja. Kalau begitu makasih ya, saya permisi." Lelaki itu berlalu dan berlanjut menanyai orang yang lewat tentang foto itu.

Sanaya segera menyebrang jalan dan melangkah cepat menuju apartemen dengan pertanyaan yang timbul di benaknya.

Kenapa om tadi mencari Raffa?

- oOo -

Rega tersenyum puas sambil memandang adiknya yang bersiap pulang dan tidak jadi menginap di apartemen abangnya. Wajah Sakha pun terlihat kusut.

"Seneng kan lo, gue mau pulang,"

"Seneng tripel banget." Tawa Rega berderai, apalagi saat dia teringat Sakha yang diomeli Sicka dari telpon dan menyuruh cowok itu pulang ke rumah.

My Other HappinessOn viuen les histories. Descobreix ara