MOH- Sebelas

29.7K 1.3K 31
                                    

"Bunda bener nggak papa kalau Rafa disitu dulu?" Sanaya sesekali tersenyum kepada para perawat yang hilir mudik di koridor rumah sakit.

"Nggak papa Sanaya, kamu jagain sahabat kamu itu dulu. Kasian dia.."  balas Sicka disebrang sana.

"Bunda, maaf Sanaya jadi ngerepotin... Dan salam buat ayah yaa."

"Kamu kayak sama siapa aja sih, lagian juga bunda lagi kesepian. Si Sakha lagi ngapel dirumah pacarnya, Ayah kamu belum pulang." 

Sanaya terkekeh dengan ibu mertuanya itu, dia beruntung bisa mendapat ibu mertua sebaik dan se ramah Sicka. Sempat dia berfikir kalau suatu saat nanti dia akan mendapat mertua yang jahat seperti di sinetron hanya karena dia bukan anak orang berada.

" Yaudah kalo gitu bunda tutup dulu ya telponnya, mau main sama cucu nih. Kamu sama Rega jangan lupa makan yaa. Take care sweety.."

" Oke bunda, makasih."

Sanaya memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku roknya, dia tadi hanya ingin mengabari Sicka bahwa belum bisa mengambil Rafa yang dia titipkan di rumah mertuanya selama sekolah karena harus menjaga Revi di rumah sakit.

Saat Sanaya berbalik hendak memasuki kamar rawat Revi tubuhnya tiba-tiba tersungkur ke lantai.

Bruk

"Aduhh." Sanaya meringis karena lututnya agak lecet karena membentur keras lantai.

"So-sorry, gue nggak sengaja.." ucap seorang cowok dan mengulurkan tangannya dan segera diterima oleh Sanaya. Setelah Sanaya bangkit cowok itu segera melepas tangannya dan menatap Sanaya dengan rasa bersalah.

"Lo nggak apa-apa?" Sanaya menoleh untuk melihat siapa yang menabraknya. Matanya menyusuri penampilan cowok itu. Kemeja hitam yang tampak kusut serta ada lingkar hitam yang tercetak jelas di mata cowok itu.

"Saya nggak papa kak, harusnya saya yang tanya apa kakak nggak papa?" Sanaya sedikit khawatir saat melihat cowok yang umurnya di atasnya itu terlihat frustasi dan cemas menjadi satu.

Cowok itu mengusap wajahnya kasar dan setelah itu mengerang lalu tiba-tiba berlari meninggalkan Sanaya yang terdiam bingung.

Sanaya adalah orang yang selalu iba bila melihat apa yang dilihatnya terlihat butuh bantuannya, melihat cowok tadi dapat di simpulkan bahwa cowok tersebut sedang ada masalah besar.

"Kenapa di luar?"

Sanaya tersentak kaget saat suara berat masuk di gendang telinganya. Ternyata itu suara Rega yang sudah kembali setelah membeli makanan untuknya.

"Tadi abis nelpon bunda." Balas Sanaya sambil menatap lapar plastik di tangan Rega dan sedikit melupakan tentang cowok tadi.

Tanpa mengatakan apa-apa Rega merangkul pundak Sanaya dan mengajak masuk ke kamar rawat Revi.

- oOo -

Cowok tadi keluar dari rumah sakit dan memasuki mobilnya dengan menahan sakit di dadanya. Dia tidak memiliki riwayat penyakit apapun, hanya saja dia tidak menemukan apa yang dia cari di rumah sakit yang baru saja dia kunjungi.

"Tuhan... Bantu aku menemukan dia dan anakku ku mohon..." ucapnya lirih, lalu kemudian dia melajukan mobilnya meninggalkan parkiran rumah sakit.

- oOo -

"Sanaya lo pulang aja deh, gue nggak apa-apa kok sendirian disini." Sanaya merengut kesal ke arah Revi yang kini tengah duduk dengan kepala yang bersandar di sandaran ranjang.

My Other HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang