MOH- Sembilan

31.2K 1.3K 26
                                    

Malam ini apartemen Rega kedatangan teman-temannya yaitu Awan, Cristian, Jerrick, Cakra dan Udin. Sanaya yang berada di kamar bersama Rafa merasa terganggu. Rafa yang sedari tadi ingin dia tidurkan agar dia bisa belajar pun tidak jadi.

Sanaya ingin keluar untuk memberi teguran kepada mereka, tapi dia terlalu malu untuk bertemu dengan teman suaminya itu.

"Maa... aemm. mamammm hihihi."

Sanaya tertawa mendengar celotehan Rafa, "Kamu ngomong apa sayang? Laper ya?" Sanaya bertanya sambil menciumi pipi tembem  Rafa.

Rafa tertawa lebar saat pipinya dicium oleh Sanaya, dia pun merespon dengan menarik rambut Sanaya yang tergerai.

"Aduh sakit loh Rafa..." ringis Sanaya yang memang sensitif saat rambutnya ditarik. Sanaya tertawa lalu menggendong Rafa untuk keluar dari kamar menuju dapur menyiapkan bubur untuk Rafa.

Sementara di ruang tengah Rega hanya geleng-geleng kepala saat melihat teman-temannya itu sibuk saling membully dengan pembahasan si Cristian bule-nya TBM yang tengah menyukai seorang perempuan.

"Sadar mas! Kamu bukan akhi akhi yang ditakdirkan untukkuhh." Udin berseru meledek dengan keras lalu disusul tawa keras lainnya.

"Aso kalian ya! Awas aja kalo dia nanti emang jodoh gue." sahut Cristian tak terima.

"Apalah daya kalau kalian nggak seiman." Cakra ikut menimpali.

Wajah Cristian makin kusam, Awan yang tak tega pun menepuk bahu laki-laki bule itu.
"Kalau lo bener-bener suka selamat berjuang bro, apalagi tuh cewek juga anak ustadz."

Rega mengangguk meng-iyakan ucapan Awan. Yang tadinya semua meledek kini berhenti karena tau suasana hati Cristian yang tidak baik.

"Gue bener-bener suka dia guys, gue siap pindah agama biar gue bisa sama dia." ucap Cristian sendu.

"Anjer gue geli liat komuk lo yang kek gitu, lagian lo itu beneran suka apa terobsesi? Kalo lo emang suka dia beneran, lo juga harus mencintai agamanya juga bukan orangnya doang." ujar Jerrick yang dibalas tatapan salut dari yang lain, karena Jerrick biasanya tidak pernah berkata seperti itu.

Di TBM cuma Cristian yang berbeda agama, tapi hal itu bukanlah penghalang dalam pertemanan mereka.

Klek

Suara pintu kamar yang terbuka membuat mereka ke Sanaya yang tengah menggendong seorang anak kecil dengan penampilan cewek itu yang memakai celana panjang kain dipadukan dengan kaos pink dan tak lupa rambut panjang Sanaya yang tergerai bebas. Teman-teman Rega menatap Sanaya yang berbeda dari biasanya.

"Anak siapa itu Ga? Perasaan lo itu jarang banget bawa bocil?!!" seru Awan saat melihat Sanaya menggendong Rafa dan berjalan menuju dapur.

"Anak gue." sahut Rega singkat.

"HA?ANAK LO?" beo mereka semua.

Mereka kini menatap Sanaya yang tengah membuat susu untuk Rafa. Sanaya nampak senang dengan Rafa.

"Ga... Kalian pe-pernah gituan?" Cristian terbata.

"Kapan lo buatnya Ga?" Jerrick ikut bertanya.

Rega mendengus mendengar pertanyaan dari teman-temannya. Dia lalu kembali menonton tv tanpa ingin menjelaskan apapun. Hanya membuat mulutnya lelah saja bila menjelaskan.

Sanaya yang sudah selesai membuat susu itu berjalan menghampiri Rega karena Rafa ingin bersama cowok itu.

"Rafa bukan anak kami, kami tidak pernah melakukan hal tersebut." Sambil menyerahkan Rafa ke Rega, Sanaya menjelaskan.

My Other HappinessDove le storie prendono vita. Scoprilo ora