MOH- Duapuluh Dua

20.6K 1K 46
                                    

"Boleh saya bertemu Raffa?" Tanya lelaki itu penuh harap.

Sedangkan Sanaya dan Rega terkejut juga saling pandang.

"Tolonglah..." Lelaki itu menunduk pasrah dan Sanaya bisa melihat kesedihan begitu terpancar jelas di wajahnya.

"Siapa?" Tanya Rega dengan wajah andalannya, datar juga malas. Sanaya menyenggol lengan Rega agar kalau bertanya itu lebih jelas lagi melalui tatapan mata.

Untung suami, batin Sanaya.

Lelaki itu mendongak, tersenyum tipis akan pertanyaan Rega, "Saya Alfan Danadyaksa."

Rega menaikkan sebelah alisnya, "Terus apa hubungannya dengan kami?" Disebelahnya Sanaya hanya diam menyimak sesekali tangannya membenarkan posisi hijabnya.

"Raffa... anak saya. Dan kalian tadi-" rasa-rasanya lidah Alfan tercekat, "kalian tadi membicarakan Raffa anak saya, benar?"

"Lalu?" Rega masih begitu santai menghadapi lelaki di depannya ini yang masih belum meyakinkannya. Dia hanya takut lelaki ini mengaku-ngaku sebagai ayah Raffa, makanya dia membuat pertanyaan yang berbelit-belit.

Alfan mengacak rambutnya asal, dia berdecak tak sabar, pemuda didepannya ini begitu mengujinya, "Tolong jangan berbelit-belit... Tolong biarkan saya merawat Raffa, anakku." Alfan sedikit menggertak.

"Kalau memang anda ayah Raffa, apa buktinya? Saya tidak suka pembual." Rega tersenyum miring lalu beralih mengelus puncak kepala Sanaya. Rega tau sedari tadi Sanaya begitu tegang.

"Pembual? Saya bukan pembual. Saya memang benar ayah Raffa." Alfan mengotot.

"Bukti?" Rega menaikkan alisnya sembari menengadahkan tangan kanannya ke arah Alfan.

Alfan terdiam, dia tidak membawa bukti. Bahkan foto pernikahannya dengan Nanda pun dia tak ada di galeri ponselnya. Lalu dengan apa dia membuktikannya sekarang? "B-bukti..."

Ckrek

Bunyi jepretan kamera dari samping berhasil membuat ketiganya menoleh ke sumber suara. Dan saat itu mata Sanaya membulat kaget, berbeda dengan Alfan dan Rega yang memasang wajah bertanya.

"O-oh hai gadis manis..." sapa orang itu kepada Sanaya, dan menganggukkan kepalanya kepada Rega juga Alfan, nampak sekali tubuh orang itu sedikit bergetar dan kelabakan menyembunyikan ponselnya.

"Om juga makan disini? Heheh aku nggak nyadar ada Om." ucap Sanaya mencoba bersikap biasa, padahal hatinya sudah was-was, apalagi saat Om itu ketahuan tengah memotret dia dengan kedua lelaki ini seperti seorang mata-mata.

"Kamu kenal?" Tanya Rega. Sanaya mengangguk.

"Rega, kita pulang sekarang ayok." ajak Sanaya dengan berbisik, dia benar-benar ketakutan sekarang.

Rega mengernyit heran akan tingkah Sanaya, namun tetap menuruti saja mau Sanaya, "Sebaiknya bicara lain waktu saja, saya perlu bukti kuat untuk yakin anda ayah Raffa. Maaf saya permisi."

"Tunggu, saya belum selesai bicara." Alfan mencegah namun sayang karena Rega sudah melangkah keluar warung sate dan menyusul Sanaya yang sudah lebih dulu keluar."

Mata Alfan beralih ke orang tadi, dan orang itu begitu gelagapan kala dirinya ketahuan memperhatikan Alfan.

Siapa dia? Mencurigakan sekali.

- oOo -

Sanaya dan Rega memasuki apartemennya dengan wajah lesu, tentu lebih dominan Sanaya yang terlihat lelah.

My Other HappinessWhere stories live. Discover now