MOH- Tigapuluh

27.1K 988 33
                                    

"Mama.... hiks hiks... mamaa"

Samar-samar Sanaya mendengar tangisan Raffa, dengan berat dia mencoba membuka matanya yang begitu memaksanya untuk terus tetap tidur. Tubuhnya juga lemas seperti tak bertenaga. Tapi karena suara tangisan Raffa yang makin keras membuat Sanaya memaksakan dirinya.

Saat dia membuka mata, matanya membelalak kala melihat Raffa tersungkur tak jauh di depannya.

"Sudah bangun dari tidurmu gadis manis?" Sanaya menatap tajam Mario yang berdiri di dekat Raffa tersungkur.

Dengan memaksa tubuhnya yang lemas untuk berdiri, Sanaya menghampiri Raffa dan segera menggendongnya. Alangkah kaget saat melihat memar kebiruan di pipi Raffa.

"Mamaaa hiks.. hiks.." Raffa masih menangis sambil memeluk Sanaya erat.

"APA YANG ANDA LAKUKAN KEPADA ADIK SAYA!!" Sanaya marah namun seketika kepalanya seperti dipukul oleh batu karena pusing yang tiba-tiba setelah dia berteriak.

"Masih berdrama rupanya," Mario tertawa di depan Sanaya, "Aku terpaksa menamparnya karena anak mu itu menggigitku juga mencakar wajahku semalam. Ganas sama sepertimu."

Mata Sanaya membelalak, apa katanya? Raffa di tampar? Kejam sekali.

Dengan amarah yang begitu sudah sampai di puncak, Sanaya menendang kuat perut Mario. Tak lupa dia juga menonjok pipi Mario kuat sebagai pembalasan atas Raffa. Meskipun dia hampir saja menjatuhkan Raffa dari gendongannya.

"SIALAN!" Mario mengerang kesakitan, dia segera bangkit ketika melihat Sanaya yang hendak akan berlari keluar.

"Mau kemana Sanaya?" Sanaya menghentikan langkahnya tepat di depan pintu ruangan dimana dia berada karena Arlos berdiri di depannya.

Lalu tubuh Sanaya seketika terhempas ke belakang karena tarikan kuat dari Mario. Raffa makin menangis kencang karena kaget dia dan Sanaya yang terjatuh tiba-tiba. Tetapi Sanaya bersyukur karena dialah yang jatuh dahulu ke lantai dan Raffa yang masih berada di pelukannya. Meskipun dia harus menahan perih di siku, kepala dan punggungnya yang terantuk kerasnya lantai.

"Mario, lo terlalu kasar sama dia. Tapi gue suka." Ucap Arlos yang membuat Sanaya geram.

Perlahan Arlos berjalan mendekat dimana Sanaya masih terduduk di lantai sambil mendekap erat Raffa.

"Kamu masih ingat pertanyaan saya, Sanaya?" Arlos menaikkan sudut bibirnya sebelah, "tentang mendapatkan berlian tetapi harus menyingkirkan kotoran yang menjadi penghalang."

"Apa mau anda sebenarnya?" Tanya Sanaya sambil berteriak.

"Kamu dan anak itu mati." Balas Arlos santai, "Oh iya juga suamimu itu, dia yang akan menjadi korban selanjutnya setelah kamu. Karena kalian itu adalah batu sandungan."

"HIDUP DAN MATI ITU HANYA ALLAH YANG TAU PAK. DAN ANDA TIDAK BERHAK UNTUK MEMATIKAN SAYA BAHKAN SIAPAPUN." Arlos tertawa ketika Sanaya kembali meneriakinya.

"Justru itu, Tuhan mematikanmu lewat saya. Jadi siap-siap saja. Sebentar lagi tempat ini juga dirimu akan.... BOOMM, HAHAHAHAHAHA." Arlos berbalik badan untuk keluar dari ruangan.

"Mario ikat dia. Jangan lupa aktifkan bom itu setelah lo ninggalin gudang ini." Mario mengangguk, sedangkan Sanaya kini terkejut bukan main.

Mario dengan perlakuan kasarnya mengikat Sanaya juga Raffa yang posisi memeluknya erat. Raffa menangis keras tatkala tali yang di ikat begitu kuat hingga punggung kecil Raffa tertekan.

"ANDA DAN ORANG ITU BENAR-BENAR BEJAT." Sanaya berteriak dan juga bergerak panik.

Mario hanya tertawa menanggapi teriakan Sanaya, "Selamat berjumpa kembali di alam yang berbeda, gadis manis." Setelah itu Mario melenggang pergi.

My Other Happinessحيث تعيش القصص. اكتشف الآن