MOH- Duapuluh Sembilan

20.8K 944 10
                                    

Angga juga Rega saat ini tengah mengintip Chery yang tengah tertawa bersama teman-temannya di salah satu cafe yang dekat dengan perumahan elit cewek itu.

Keduanya duduk tak jauh dari Chery dan teman-temannya yang tengah mengobrol dan tertawa keras. Hanya berbeda satu meja saja, kedua cowok itu memakai pakaian ala-ala orang kantoran dengan kumis tebal yang dipakai keduanya untuk penyamaran.

Rega mem-video dengan mengarahkan kamera ke arah Chery juga teman-temannya. Sedangkan Angga tengah menghubungi pihak berwajib untuk mengatasi semua kekacauan karena ulah cewek itu.

Gue di lawan. Angga berbangga diri di dalam hati.

Angga akan membuat cewek itu menangis di dalam jeruji besi. Itu juga dia lakukan untuk membalas apa yang telah cewek itu lakukan kepada Sanaya, gadisnya yang sudah milik orang lain itu harus dikeluarkan dari sekolah karena cewek itu. Maka cewek itu juga harus merasakan akibatnya.

"Udah lo rekam semua?" tanya Angga kepada Rega sedangkan cowok itu hanya mengangguk untuk membalas ucapan Angga.

Keduanya pun melangkah keluar dari cafe karena urusannya telah selesai. Tadi sepulang sekolah mereka janjian untuk melakukan penyelidikan karena Angga mendapat info dari Rega kalau Chery dan teman-temannya akan mampir ke cafe sebelum pulang.  Jadilah keduanya dengan semangat membuntuti karena mereka yakin pasti Chery akan menyombongkan diri kepada teman-temannya karena berhasil membuat Sanaya juga Revi di benci dan dianggap tidak baik.

"Setelah ini cewek itu bakal dapet akibatnya, kita tunggu aja pemberitaan di media. Anak dari pengusaha batu kali itu ditangkep polisi karena pencemaran nama baik hahaha."

Plak

"Anjer lu ngapain geplak gue cok! Sakit tauk." Angga yang tadinya tertawa lepas di antara anak TBM juga Justice Warrior kini menatap tajam Seth yang merupakan pelakunya.

"Batu bara cok, bukan batu kali. Kalo ada orang lain denger ntar lo juga ikut ndekem di penjara, dasar goblok." ucap Seth yang membuat semua orang tertawa disitu. Ya mereka tengah berada di markas dua geng yang baru.

"Kalo gue dilaporin berarti pelakunya pasti kalian. Tapi gue sih sans, sekalipun gue di ikut dipenjara, gue masih bisa nyantet lo pada hahahhaa." balas Angga yang mendapat delikan oleh semua mata di ruangan itu.

"Njir masih njaman santet aja yakk, dahal maa sekarang bisa bunuh di tempat."

"Eh bangke kok lo malah nyaranin dia?" Jerrick menatap Dean sambil mengelus dada sabar. Dean ini memang goblok juga idiot.

"Yodah masuk penjara aja kalian semua, kriminal." ucap Rega yang membuat mereka diam seketika. Ucapannya santai tapi begitu jleb banget di hati mereka.

- oOo -

"Nggak usah jemput, aku bentar lagi pulang kok."

"....."

"Iya Mas Rega yang terhormat, aku bisa jaga diri kok."

"...."

"Okayy, Assalamualaikum."

Sanaya memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. Dia kemudian menatap wajah Raffa yang kini tertidur di gendongannya. Dengan cekatan dia merapatkan jaket kepada Raffa agar tidak kedinginan.

Matanya celingukan untuk mencari taksi yang tak kunjung lewat di depannya. Dia masih menunggu taksi di depan gang kampung Maduya. Dalam hati dia merutuki dirinya yang lupa waktu karena sudah larut mengobrol dengan Revi sampai tak sadar waktu sudah malam. Tadinya Sanaya di ajak oleh Raksi pas masih sore, tapi dia menolak. Harusnya dia ikut Raksi aja tadi sore, padahal dia sudah tau kalau di daerah Maduya taksi jarang lewat.

My Other HappinessWhere stories live. Discover now