MOH- Delapanbelas

26.8K 1.2K 58
                                    

"Waalaikumsalam buk, esuk banget nelpone, ono opo?"¹. Sanaya menatap jam yang masih menunjukkan pukul setengah lima pagi. Dia yang sehabis sholat subuh dan hendak ke dapur harus tertahan karena ibunya yang menelpon.

" Bojomu wes tangi? Kalo wes tangi, masak sek kono."² 

"Masih tidur buk,"

"Oh ya wes, dadi ngene San, mbak mu kui rong minggu meneh rabi. Lha kuwe bali Kudus pora?"³

Sanaya mengernyit, "mbak ku seng ndi to? "

" Mbak mu Mbak Wulan."

"Ha? Masa iya buk? Kok cepet banget? Katanya mau tahun depan, emmm ntar deh buk liat waktu dulu. Kalo Sanaya bisa dan Rega ijinin ya aku bali Kudus,"

"Lha kuwe moro karo bojomu tho yo, yakali ape dhewekan,"⁴

"Hehehehe, nggih buk,"

"Ya wes, aku arep masak nggo adikmu iki, aku cuma ngabari yen mbak mu arep rabi. Wes Assalamualaikum."¹²

"Waalaikumsalam."  Sanaya mematikan ponselnya lalu dia masuk ke kamar untuk membangunkan Rega yang masih bergelut dengan selimut.

"Rega, bangun, sholat subuh!" Sanaya menggoyangkan badan Rega pelan tak lupa juga Sanaya berucap pelan agar Raffa tidak terbangun.

"Eungh..." Rega menyingkap selimutnya menjadi setengah badan. Dia merasakan suhu tubuhnya meningkat serta kepalanya yang begitu pusing.

"Kamu kenapa?" Tanya Sanaya khawatir saat melihat Rega memijit keningnya, tangannya pun terulur ke dahi Rega, dan Sanaya terkejut karena dahi Rega begitu panas.

"Kamu sakit, ini pasti keujanan kemarin. Bentar aku ambil kompresan dulu." Rega mengangguk-angguk lalu kembali memijit keningnya yang serasa dipukul oleh palu secara terus menerus.

Sanaya kembali lalu dia mulai mengompres kening Rega, dia dengan telaten mengurus Rega yang tengah sakit.

"Hari ini kamu ijin nggak usah sekolah dulu ya, nanti aku kasih tau temen kamu buat di ijinin. Nih teh angetnya diminum dulu." Sanaya membantu Rega duduk lalu dia juga ikut menuntun Rega minum.

Drrtt drrt

Keduanya sama-sama menoleh ke arah ponsel mahal Rega yang bergetar di atas nakas tanda ada yang menelpon. Sanaya pun mengambilnya lalu melihat nama yang menelpon.

Chery is video calling...

"Chery siapa?" Tanya Sanaya sedikit kesal, dia pun menolak video call itu. Tetapi Chery kembali lagi mem video call.

"Dia temen aku," balas Rega lemah, "udah sering dia video call aku terus tapi nggak aku tanggepin karena aku nggak mau buat kamu salah paham." Kali ini Sanaya menatap Rega, mencari tau apakah cowok ini berbohong atau tidak, tapi mata Rega jelas sekali bahwa dia memang tidak berbohong.

Sanaya beralih menatap ponsel Rega kembali yang masih menampakkan ajakan video call dari Chery. Sanaya pun menerima video call itu.

"Ya ampun Rega kok lama banget sih angkatnya-eh kok ada elo sih cewek burik." Suara cempreng menyambut telinga Rega dan Sanaya.

"Ooo jadi elo yang namanya Chery, ngapain lo ajakin video call suami gue? Mau jadi pelakor lo?" Tanpa sadar Sanaya membeberkan statusnya ke orang lain sedangkan Rega hanya menggeleng pelan melihat istrinya yang nampak emosi itu.

"WHATT!! SUAMI? LO BILANG REGA SUAMI LO? Heh! Yang bener aja Rega mau punya istri jelek kayak lo,"  di seberang Chery meremehkan dan tersenyum sinis.

My Other HappinessWhere stories live. Discover now