MOH- Duapuluh Lima

18K 856 6
                                    

Suara celotehan Raffa begitu bergema di apartemen kecil Rega dan Sanaya. Setelah kejadian di taksi kemarin, Sanaya mencoba mengajak bicara Raffa lagi untuk mengetes apakah kemarin dia salah dengar ataukah memang Raffa sudah bisa bicara meskipun belum lancar sekaligus pengalihan masalah yang masih bercokol di otaknya.

"Hayoo Raffa mau sarapan apa?" tanya Sanaya sambil menyiapkan roti selai untuk Rega karena kata cowok itu dia ingin sarapan dengan roti.

"Buuuurrr ma-ma..." balas Raffa sambil menggerak-gerakkan kedua tangannya ke atas ke bawah dengan girang di pangkuan Rega.

"Bubur? Oke prince, mama buatin dulu yaa..."

Sembari membuatkan bubur untuk Raffa sesekali mata Sanaya melirik ke arah Rega yang hanya diam dan makan roti selai sembari melihat ke ponselnya.

"Mas..." panggil Sanaya pada akhirnya.

Rega hanya mendongak dan menaikkan sebelah alisnya, tentu hal itu membuat Sanaya merasa aneh dengan Rega. Apa ada dengan Rega?

"Kamu nggak apa-apa kan?"

Rega hanya mengendikkan bahunya acuh.

"Haaaa ma-ma.." Raffa berteriak girang sambil menunjuk-nunjuk ponsel Rega yang menyala.

Setelah bubur Raffa jadi, Sanaya mendekat. Melihat itu Rega menjauhkan ponselnya dari Raffa dan memasukkannya ke dalam saku celananya.

"Mulutnya dibuka hayukk-aaaaa" Sanaya dengan telaten menyuapi Raffa di dekat Rega. Tetapi Rega seolah tak menganggap Sanaya ada di sampingnya. Cowok itu diam bagai patung tempat duduk untuk Raffa. Sanaya yang melihat itu menghela nafas lalu meletakkan mangkuk kecil yang telah kosong karena bubur sudah habis di atas meja.

"Mas kenapa sih? Kok kayak nyuekin aku..." rengek Sanaya sambil menoel lengan Rega.

Ampuh, Rega menoleh. Tetapi perkataan Rega selanjutnya membuat Sanaya mematung dengan keadaan bingung.

"Jangan memberi harapan jika lo masih sayang sama orang lain." Setelah mengatakan itu Rega meletakkan Raffa di atas meja makan, menyambar tasnya lalu keluar dari apartemen meninggalkan Sanaya.

Lo? Dia manggil gue pake 'lo' lagi? Kenapa? Sayang sama orang lain gimana sih maksudnya?

- oOo -

Sanaya memasuki area sekolahnya dengan sedikit senyum saat mengingat tetangga sebelah dengan senang hati menerima Raffa yang dia titipkan disitu. Karena mertuanya sedang berlibur ke Bali, membuat Sanaya agak bingung harus menitipkan Raffa kemana.

Tapi lagi-lagi tatapan warga sekolah kepadanya sangatlah tak mengenakkan. Ditambah gunjingan-gunjingan yang dia terima membuat kupingnya serasa panas pagi-pagi.

Ketika melewati mading saat dia akan menaiki lantai dua dimana kelasnya berada dia tak sengaja melihat potret dirinya bersama Raffa tertempel jelas. Menghela nafas lelah dia pun melanjutkan langkahnya yang terhenti.

"Eh Kusuma, baru berangkat ya?" sapa Sanaya kepada temannya yang baru saja mendahuluinya menaiki tangga. Tapi Kusuma hanya diam tanpa membalas sapaan Sanaya seperti hari biasa.

"Tungguin gue napa Kus, buru-buru amat." Sanaya dengan senyumnya menyejajarkan langkahnya sampai di samping Kusuma.

"Nggak usah sok akrab lagi sama gue, bitch! " Setelah itu Kusuma melenggang pergi.

My Other HappinessWo Geschichten leben. Entdecke jetzt