MOH- Duapuluh Empat

19.4K 907 29
                                    

Revi terdiam menatap cewek yang kini duduk angkuh di hadapannya, sesekali matanya menilai kosan yang dia huni dengan tatapan jijik.

"Jadi gini sambutan lo buat gue? Nggak ada makanan atau minuman gitu?" Cewek itu berucap dengan nada menyindir.

Revi menghela nafas, seandainya dia tak mengingat ucapan almarhumah ibunya untuk tetap sopan dan baik kepada keluarga Ayahnya, dia tak akan segan mengusir saudara tirinya ini dari kosan.

Melirik ponselnya sekilas, dia kembali menatap Chery yang tengah duduk menatapnya dengan senyuman penuh misteri.

"Memang lo mau minum apa? Sama makanan apa? Gue cuma takut perut lo nggak cocok, ntar sakit lo malah nuntut gue." Chery mendengus kesal, tetapi senyum misterinya kembali keluar.

"Apa aja asal jangan air putih, dan gue mau makanan yang enak. Jarang-jarang kan gue mertamu ngunjungi sau.da.ra. sendiri" Ucap Chery dengan menekan kata saudara.

Meletakkan ponselnya di kursi yang dia duduki tadi, Revi melenggang keluar untuk mampir ke warung membelikan makanan dan minuman untuk Chery. Melihat itu Chery menyeringai dengan matanya tertuju pada ponsel Revi.

Dengan cekatan tangannya meraih ponsel Revi lalu mulai mengotak atik ponsel itu, sesekali tawanya keluar karena begitu senang rencana yang dia lakukan akan berhasil. Apalagi ponsel Revi ditinggalkan saat menyala.

Setelah selesai Chery meletakkan ponsel itu seperti semula dan diapun beranjak dari duduknya tepat sekali Revi kembali dari warung, dia menenteng jus yang ditaruh dalam cup juga beberapa camilan.

"Kemana lo?" Tanya Revi saat melihat Chery berdiri.

"Pulanglah, mau ngapain lagi gue disini?" Chery bersidekap dada.

"Lha gimana sih? Ini makanan sama minuman udah gue beliin buat lo." Revi kesal karena itu.

"Lo makan aja, gue kelamaan nungguin lo. Jadi males! Oh iya ini duit buat lo, dari bokap. Nggak tau kena angin apa dia ngasih lo duit." Revi menerima uang yang dibungkus amplop coklat itu dengan tatapan bingung.

"Bye holang misqueen." Chery tertawa puas meninggalkan area kosan.

Setelah kepergian Chery, Revi pun masuk kedalam kosan. Chery yang masih berdiri tak jauh mengamati Revi tengah menyeringai. Dia merogoh ponsel mahalnya dari dalam tas dan mulai menghubungi seseorang.

"Halo, lo bisa hack akun emailnya. Gue kirim semua yang diperlukan ntar malem."

"...."

"Besok semua harus udah kesebar, masalah duit gampang." Chery mengakhiri panggilan itu, tertawa puas diapun lanjut masuk ke dalam mobilnya.

"Sekali dayung dua pulau terlampaui hahahaha"

- oOo -

Sanaya memasuki sekolahnya dengan wajah lesu karena lelah, dia baru saja tiba di Jakarta tadi jam tiga dan paginya harus sekolah karena dia harus mengurus teaternya. Berbeda dengan Rega, sekolahnya justru libur dan hal itu menjadi kebahagiaan tersendiri untuk cowok itu istirahat di apartemen.

Tetapi ada yang aneh, kenapa orang yang berpapasan dengan Sanaya menatapnya seperti tengah menilai dirinya?

"Heh masa iya dia gitu? Perasaan dia keliatan alim gitu, pake jilbab pula."

"Eh bener tauk, lo nggak liat video yang kesebar di Info Moresnet?"

"Yaelah sekarang maaa penampilan boleh alim, tapi ya untuk nutupin kelakuannya yang melanggar norma."

My Other HappinessWhere stories live. Discover now