02

10.9K 1.9K 385
                                    

Lea memeluk Bang Chan yang terduduk di atas brangkar, setelah luka-luka bakar di tubuhnya, baru saja ditangani.

Lea tak lama melepas pelukannya, dan menangkup kedua pipi Bang Chan. "Chan, lo gak papa?" tanya Lea khawatir.

"Enggak, gue gak papa." Kata Bang Chan.

"Maafin gue, harusnya tadi kita ketemuan aja, jadinya lo gak kayak gini." Tutur Lea dengan penuh penyesalan. "Kok bisa-bisanya sih bokap lo ngajak mati bareng? Sampe bakar lo kayak gini."

"Ya bisalah, lo inget waktu pertama kali kita ketemukan? Dia juga bisa nyayat-nyayat anak kecil." Kata Bang Chan.

Lea menghela napas, untuk menenangkan dirinya sendiri. "Gue nyesel banget, tadi harusnya kita ketemuan aja."

"Ya udah gak papa, gue gak papa kok. Malah... bokap gue sekarang jadinya mati, akhirnya Le,"

Lea tercenung, ia menatap mata Bang Chan, yang sama sekali tidak menunjukan sorot mata trauma, takut, sedih, dan lain sebagainya. Yang pada umumnya seharusnya ada, karena... Bang Chan hampir dibunuh loh, bahkan oleh Ayahnya sendiri, dia juga baru melihat kematian di depan matanya, dan itu adalah kematian Ayahnya sendiri.

Tapi Bang Chan malah terlihat puas dan senang. Oke, sedikit wajar kalau dia memang puas dan merasa senang atas kematian Ayahnya.

Ayahnya pernah mencoba membunuhnya di masa lalu.

Tapi... setidaknya tetap ada rasa trauma dan takut, karena Ayahnya mencoba membunuhnya lagi, bahkan sudah membakar tubuhnya.

"Udahlah gak usah dipikirin," kata Bang Chan sembari melingkarkan sebelah tangannya pada pinggang Lea, yang membuat Lea tersentak. "Yang penting sekarang gue baik-baik ajakan?"

Lea tersenyum secara paksa, sembari berusaha menyingkirkan tangan-tangan Bang Chan yang mulai macam-macam.

"Chan, jangan!" seru Lea sembari menyentak tangan Bang Chan dari tubuhnya. Ia kemudian menjauh dari Bang Chan.

Saat Bang Chan hendak membuka mulutnya untuk marah, seorang Suster malah masuk ke kamar. Membuat Bang Chan mau tidak mau, terpaksa menahan amarahnya.

•••

"Jadi semalem di rumah sakit, Kak Bang Chan juga megang-megang lo?" kata Ryujin, salah satu teman Lea.

Lea hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Kok lo bisa tahan sih temanan sama dia?" kali ini Yeji yang buka suara. Dia juga salah satu teman Lea, yang sering kumpul dan nongkrong bersama dengan Lea. Entah itu di sekolah, atau di luar sekolah. Kecuali kalau Bang Chan sudah menyuruhnya bertemu.

"Tapi lo belum sampe digituin kan?" tanya Ryujin.

"Ya enggak," balas Lea. "Gue gak berani sama dia, yang jadi korban nanti gak cuman gue, tapi keluarga gue dan kalian juga."

"Ck, laporin ajalah ke Polisi." Balas Yeji.

"Dia punya banyak uang." Kata Lea.

Ryujin mengangkat alisnya sembari menghela napas. "Tapi lo jangan terlalu lemah lah sama dia, lawan dikit. Gue ajarin, titik-titik lemah cowok yang bisa dihajar." Kata Ryujin sembari mengangkat sebelah lengan seragamnya, dan memperlihatkan otot tangannya, yang sebenernya gak ada.

Yeji mendengus sambil memutar kedua bola matanya. "Pokoknya kalau Bang Chan udah keterlaluan, lo lapor aja, gue bakal bantuin lo."

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Where stories live. Discover now