24

5.7K 1.1K 204
                                    

Tangan Acha mengusap pipi Seungmin yang terluka, dia baru saja pulang sekolah, dan sangat terkejut melihat luka yang ada di pipi Seungmin.

"Si busuk itu ngapain lo?" tanya Acha.

"Bukan ulah Ayah." Balas Seungmin.

"Terus?"

"Ya wajarlah kalau aku luka-luka dikit, masak gak boleh atau gak bisa? Gak usah lebay."

Acha memukul kepala Seungmin. "Gue khawatir tau gak,"

"Iya, iya tau. Tapi aku gak papa." Kata Seungmin.

"Si busuk itu gak ada di rumahkan?"

"Enggak, dia udah pergi. Tadi sempet ke sini dan marah-marah."

"Lo sembunyikan?"

Seungmin menganggukan kepalanya.

"Atau jangan-jangan luka di pipi lo gara-gara dia?"

"Enggak, aku kunci pintu kamar terus sembunyi di bawah meja, jadi gak ketahuan."

Acha menghela napas lega. "Hah, syukur deh. Gue mau ke kamar dulu istirahat, bikinin gue makanan nanti."

"Oke,"

Acha bergegas ke kamarnya, setelah menutup pintu kamar dan meletakkan tasnya. Acha menghempaskan tubuhnya di kasurnya yang sebenarnya sudah tidak layak pakai.

Nanti malam dia harus kembali menjalani misi yang diberikan Bang Chan. Memikirkannya membuat pikiran Acha kembali ke kejadian saat pertama kali ia menjalani misi, rasanya masih terasa berat.

Tapi dia harus mengumpulkan banyak uang, dan cepat-cepat pergi dari sini.

•••

Han menatap layar ponselnya dengan tatapan dingin. Acha lagi-lagi bertemu dengan seorang pria, kali ini di sebuah hotel.

Meskipun berkali-kali Han kehilangan kontak Acha, karena gadis itu yang memblokirnya, atau tiba-tiba hapus akun, sering juga Acha membuat akun baru yang tidak memungkinkan untuk Han tahu. Tapi pada akhirnya Han tetap berhasil menemukannya, dan meretasnya, lagi dan lagi.

Acha cukup pintar dalam hal teknologi, tapi Han itu pintar dan jenius.

Han meraih jaketnya, kemudian mengenakannya. Malam ini dia harus mengotori tangannya lagi.

"Bu, aku pamit dulu ya." Kata Han sesaat setelah ia berdiri di depan pintu rumahnya.

"Hati-hati," balas wanita paruh baya dengan wajah pucat yang berdiri tak jauh darinya.

"Sebenernya apa yang aku lakuin salahkan?" tanya Han.

"Gak salah, kamu kan cuman mau nunjukin, kalau kamu benar-benar sayang dan ngelindungin Acha. Kamu berhak bahagia, dan kebahagiaan kamu itu Acha kan? Jadi kamu lakukan apapun, yang mau kamu lakukan."

Han menyeringai. Itu bukan benar-benar perkataan Ibunya, tapi kata-katanya sendiri, dan dia ingin ada orang lain yang berkata seperti itu padanya. Agar Han tidak merasa berdosa atas perbuatamnya.

"Aku pergi." Ucap Han, sembari bergegas keluar dari rumahnya. Ibu yang tadi terlihat di mata Han pun, menghilang begitu saja, bersama hembusan angin.

•••

Acha pikir malam ini semua akan baik-baik saja, dia datang dengan pakaian sangat tertutup, seperti biasanya saat ia pergi keluar rumah.

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Where stories live. Discover now