11

7.5K 1.4K 350
                                    

Bang Chan itu cerdas. Mungkin kalau hidupnya berjalan normal, seperti anak-anak lain. Dia sudah memiliki banyak prestasi, dan masa depan yang cerah. Ditambah wajahnya yang tampan, memilih pasangan juga tidak akan menjadi hal yang begitu sulit.

Seandainya hidupnya normal dan lurus, dia bisa jadi orang yang sempurna.

Karena cerdas, Bang Chan punya jalan berpikir yang beda dari kebanyakan orang pada umumnya. Dia punya pikiran yang panjang, selalu punya rencana yang tersusun matang, dan orang mungkin akan berteriak 'apa-apaan ini?! Bagaimana bisa?!' kalau bisa membaca pikiran Bang Chan.

•••

Karena masih dibawah umur, pelaku pembullyan Lea, jadi dapat perlindungan. Nama baik mereka juga akan dilindungi, agar masa depan mereka tidak terganggu.

Bang Chan mengepalkan tangannya mendengar kabar itu. Sayang dia tidak bisa melakukan apapun sekarang, karena harus terbaring di ranjang rumah sakit untuk waktu yang cukup lama.

Tulang kakinya patah, tulang bahu retak, dan pelipisnya robek, hingga harus mendapat jahitan. Bang Chan belum bisa keluar rumah sakit, karena memang kondisinya yang tidak memungkinkan.

Hari itu, saat Bang Chan memergoki pelaku pembullyan Lea. Bang Chan tidak bisa banyak membela diri, karena banyaknya anak yang berkumpul dan semua ternyata berkomplot untuk menyerang Bang Chan mau pun Lea.

Ditambah mereka juga bawa benda-benda yang bisa menghancurkan tubuh seseorang jika dihantam dengan keras.

Lea menangis di samping ranjang Bang Chan. Kesedihannya jadi bertumpuk, ditambah rasa takut juga. Bang Chan jadi terluka parah karenanya, dan anak-anak yang membullynya diberi kebebasan. Mereka hanya diberi peringatan.

Lea takut kalau kembali ke sekolah nanti, dia akan mendapat perlakuan yang lebih parah dari sebelumnya.

Cukup hanya menangis, Bang Chan sudah mengerti apa yang Lea rasakan serta pikirkan.

"Udah jangan nangis, kalau lo takut ke sekolah. Gak usah ke sekolah sampe gue sembuh." Kata Bang Chan.

"Mana bisa..." gumam Lea sembari mengusap air matanya.

"Atau lo mau pindah sekolah aja?"

"Ck, gak bisa, repot ngurus ini itunya."

"Gue bakal suruh orang buat urus, lagian lo kan masih kelas satu, gampang kalau mau pindah. Gue gak mau lo diganggu lagi sama mereka."

Lea hanya diam tidak merespon. Bang Chan itu memang paling suka seenaknya, dan membuat semuanya jadi enteng di matanya.

"Gak tau ah, yang penting sekarang lo sembuh dulu." Kata Lea.

"Heh, tapi gue serius sama omongan gue." Kata Bang Chan. "Gue kan sekarang udah kelas tiga, bentar lagi lulus. Rencananya gue mau masuk ke Polisian. Selama pendidikan, gue pengennya lo sekolah di daerah yang deket sama tempat gue pendidikan nanti."

"Heh, kenapa tiba-tiba?"

"Emang lo pikir gue gak punya cita-cita?"

"Cita-cita lo jadi Polisi? Yang bener aja. Lo aja pembu-" Bang Chan seketika langsung menutup mulut Lea.

"Justru karena itu..." ucap Bang Chan dengan nada suara rendah.

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Where stories live. Discover now