10

7.8K 1.4K 159
                                    

"Kenapa?"

"Gue pengen mempejalari Bang Chan. Kalau dia emang punya gangguan kejiwaan, gue bakal berusaha ngobatin dia. Bang Chan... meskipun kayak gitu, harus bahagia kan? Bahagia bukan karena keegoisan dia, bukan karena kejahatan dia."

Woojin tersenyum. "Iya lo bener," ucap Woojin sembari mengacak rambut Lea.

•••

Buk! "Gue biarin lo temenan sama Lea, tapi bukan berarti lo bisa nyentuh dia!"

Woojin mengernyitkan kening, sembari menegakan tubuhnya, begitu satu pukulan baru saja mampir di pipi kirinya. Ia menatap Bang Chan, si pelaku yang sudah memukulnya, dengan kebingungan.

"Maksud apa sih?" tanya Woojin.

"Lo ngapain ngacak rambut Lea? Gak cuman sekali lagi." Kata Bang Chan.

"Yaelah, gitu doang lo permasalahin? Baru juga jadian, belum ada sehari, lo udah seprotektif ini, gimana ke depannya? Lo bisa bikin Lea gak nyaman, dan akhirnya mutusin lo." Balas Woojin.

"Gue gak rela Lea disentuh meskipun cuman seujung rambutnya!"

"Gak usah lebay, udah gue bilangkan? Dengan lo protektif kayak gini, Lea bisa jadi gak nyaman. Lagian apa salahnya gue perhatian ke Lea? Dia adek kelas, dan gue Kakak kelas."

Bang Chan memasang raut wajar datar, namun dengan sorot mata yang menunjukan amarah.

Anak laki-laki berkulit seputih susu itu berdecih. "Apa hubungannya itu? Jadi maksud lo karena lo Kakak kelas, dan Lea adek kelas, kalian jadi Kakak beradek? Atau lo mau bilang, kalau hubungan kalian itu kayak Kakak beradek? Jijik gue."

Woojin mengepalkan kedua tangannya jengkel.

"Lo mau bilang juga, lo itu mantan ketua osis, jadi lo harus perhatian sama semua temen dan adek kelas, gitu? Terus kemana aja pas gue dibully? Apa lo bantuin gue? Minimal jadi penengah."

Woojin tersentak, dan tidak bisa menjawab.

"Awalnya gue gak mau bahas ini, tapi gue udah gedeg! Gue dibully bukan hal yang besar bagi gue, gue udah biasa diperlakuin kasar sama orang, yang terjadi di sekolah bukan apa-apa. Tapi gue muak sama wajah dan perilaku sok malaikat lo itu. Kalau lo emang ngerasa perhatian sama semua orang di sekolah, kenapa cuman nonton setiap gue dibully? Gue udah penasaran dari lama masalah ini. Tapi kalau anak lain, lo belain mati-matian. Gak usah berlagak jadi superhero- lah, atau cari muka, sifat asli lo sebenernya gak kayak gitukan? Dan sekarang lo mau coba ambil hati Lea dengan imej malaikat lo itu?"

"Eh, kita udah 18 ya, gue gak mikir sekekanakan itu." Woojin berjalan mendekat ke arah Bang Chan, kemudian menunjuk bahu kiri Bang Chan dengan jari telunjuknya. "Gue cuman udah tau, mana yang harus gue bela dan enggak. Dugaan kalau lo gak mungkin anak yang lemah dan pasrah, benerkan? Bahkan lo lebih parah dari anak-anak yang ngebully lo. Lo itu monster."

Bang Chan mendorong Woojin untuk menjauh darinya. "Iya gue emang monster! Udahlah, gue peringatin sama lo. Jangan sentuh Lea, gak usah berlagak baik di depan. Lea itu punya gue! Harusnya lo paham, kalau lo dan Kakek, Nenek lo, mau baik-baik aja."

"Bang Chan!" pembicaraan Bang Chan dan Woojin terhenti, begitu mereka mendengar suara Lea.

Lea memang belum keluar dari gedung sekolah sejak tadi, karena harus piket. Begitu keluar, dia malah menemukan Bang Chan yang tengah ribut dengan Woojin.

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat