15

6.5K 1.3K 46
                                    

Acha menatap ke sekeliling, sebelum masuk ke dalam restoran, tempat ia janjian bertemu dengan Bang Chan.

Meskipun Bang Chan sudah bilang tidak usah khawatir karena dia Polisi, tetap saja Acha takut.

Bang Chan menyuruh Acha ke ruang VIP yang sudah ia pesan. Nuansa restoran ini agak suram, jadi membuat perasaan Acha makin tidak enak.

Setelah masuk ke ruangan yang dimaksud Bang Chan. Acha pun duduk di kursi yang sudah disediakan. Sekitar sepuluh menit ia menunggu, sampai akhirnya orang yang sedari tadi ditunggu pun tiba.

"Maaf agak telat," ucap Bang Chan, sembari duduk di kursi lain yang berhadapan dengan Acha.

"Gak papa Pak." Balas Acha.

"Kamu udah pesan?"

Acha menggelengkan kepalanya. "Saya... kayaknya gak akan pesen apa-apa."

"Minimal minum, biar enak kita ngobrolnya."

Acha akhirnya memesan jus strawberry, sementara Bang Chan kopi.

"Kita langsung ke inti pembicaraan aja ya," kata Bang Chan membuka obrolan. "Jadi kamu udah tau kalau selama ini cowok-cowok yang belakangan jadi korban pembunuhan itu, karena ada seseorang yang terobsesi sama kamu?"

Acha menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Bang Chan.

"Terus kamu udah tau siapa pelakunya?"

"Ta-tau Pak, tapi saya ga-gak berani bilang. Karena gak punya bukti, dan bisa aja saya jadi celaka."

"Iya, saya tau. Makanya saya mau ajak kamu kerja sama buat ngumpulin bukti. Tenang aja, saya bakal bayar kamu, dan kasih fasilitas untuk keperluan pengumpulan bukti."

"Gimana caranya?"

"Saya udah susun rencana, kayaknya bakal agak sulit sih buat anak SMA kayak kamu, tapi kamu dengerin dulu rencana saya." Bang Chan berdehem sejenak, sebelum mengutarakan idenya.

"Saya punya rencana, kamu pancing laki-laki buat ketemuan sama kamu, di tempat-tempat yang... sepi. Hotel, motel, kafe di pinggir kota. Nanti sebelum kamu diapa-apain, kamu udah harus iket cowok itu, dan kamu pergi. Orang yang terobsesi sama kamu itu, nanti bakal datengkan? Oh, atau enggak?"

"Di-dia bakal langsung dateng. Sebenernya dia itu hacker, dan sering ngelacak keberadaan saya, juga apa yang saya lakuin, ketemuan sama siapa."

"Heummm... ngeri juga ya? Berarti rencana saya malah bisa berjalan mulus. Setelah kamu pergi, dan dia muncul. Nah, sebelum dia bunuh laki-laki yang kamu pancing buat ketemuan sama kamu itu, saya bakal langsung muncul dan nangkep dia. Gimana?"

Acha terdiam. Keningnya mengernyit dan mencoba mencerna rencana yang dituturkan Bang Chan.

"Gimana kalau dia udah keduluan bunuh orang itu, sebelum Bapak dateng?"

"Itu biar saya yang urus, yang terpenting itu kamu bisa atau enggak jalanin misi ini? Saya udah buat daftar, laki-laki mana yang bakal jadi target. Tapi belum tentu gampang, mancing mereka buat ketemu sama kamu."

"Berapa yang bakal saya dapet?" tanya Acha.

"Terserah, saya bakal kasih berapapun yang kamu mau."

•••

'Rencana Polisi itu agak aneh... tapi yah, yang penting gue dapet uangkan? Aduh, tapi gue khawatir gak bisa jalanin misi itu, harus diobrolin dulu sama Seungmin.'

Lamunan Acha buyar, saat tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.

"Habis ketemuan sama siapa?" Acha melepas paksa pelukan itu, kemudian berbalik badan.

Pelaku yang telah memeluknya tadi, menurunkan masker yang tadi menutup mulutnya, kemudian tersenyum.

"Habis ketemu Polisi ya?" Acha tidak menjawab pertanyaan anak laki-laki yang menggunakan seragam sekolah sama sepertinya.

"Ck, sayang banget tadi gue malah main sama temen-temen gue, jadi gak bisa denger obrolan kalian. Lo gak macem-macemkan?"

"Enggak. Kalau gue macem-macem, lo udah di kantor Polisi sekarang."

"Ha, gak akan bisa jugalah, lo kan gak punya bukti apa-apa."

"Udahlah, jangan ganggu gue. Gue mau pulang."

"Wah, masak mau langsung pulang sih? Gak kangen sama gue."

"Gue berapa kali harus bilang sama lo sih Han? Jangan ganggu gue! Lo tuh ya, di depan orang sok polos, tapi aslinya-" kalimat Acha terhenti, saat anak laki-laki bernama Han itu, tiba-tiba mendekatkan wajahnya.

"Kenapa gak dilanjut? Gak mau gue cium ya?" Acha mengangkat tangan kirinya hendak memukul Han, tapi Han sudah lebih menangkap tangannya.

"Lo udah berapa kali bilang ke gue, biar gue gak ganggu lo kan? Dan gue juga udah sering bilang sama lo, jangan macem-macem sama gue."

•••

Bang Chan terus tersenyum, membuat Lea tidak tahan, dan akhirnya buka suara.

"Kamu kenapa sih? Senyum-senyum terus." tanya Lea.

"Enggak papa, lagi seneng aja." Balas Bang Chan sambil memiringkan kepalanya ke kanan, dan menopang satu sisi kepalanya dengan kepalan tangan.

Lea menyendok nasi serta lauk, kemudian menyodorkannya pada Bang Chan. Bang Chan pun segera membuka lebar mulutnya, dan menerima suapan Lea.

"Kamu gak habis ngelakuin hal anehkan?" tanya Lea, yang Bang Chan balas dengan gelengan.

"Kita udah janji, buat hidup yang bener. Jadi aku harap, kamu bisa tepatin janji itu."[]

"[]

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
Who is Christopher? | Bang Chan ✅حيث تعيش القصص. اكتشف الآن