27

5.9K 1.1K 267
                                    

"Hah, kenapa? Kok tiba-tiba?" tanya Minho.

Lea tidak menjawab, tapi dari penglihatan Minho, Lea sepertinya tengah ketakutan. Terbukti dari tangannya yang gemetaran, matanya yang bergerak gelisah, dan Lea yang sesekali menggigit bibirnya karena bergetar.

Minho menghela napas. "Oke deh," ucap Minho.

"E-eum atau gak usah deh, gue takut lo kena masalah." Kata Lea.

"Loh, gimana sih? Ada sesuatu yang ngamcam lo ya? Udahlah, malah liat lo kayak gini, gue gak akan biarin lo pulang. Lo ikut gue aja deh, kalau ada apa-apa gue bisa lindungin lo."

"Tapi..."

"Percaya sama gue, gue bakal lindungin lo."

•••

Lea kini sudah ada di dalam mobil Minho. Ia menelan ludahnya, sembari menatap keluar jendela mobil. Dia tahu ini pilihan yang tidak tepat, tapi untuk pulang ke rumah pun dia takut.

Minho yang sebelumnya masih ada di dalam klinik untuk mengambil barang yang tertinggal, tak lama akhirnya keluar. Lea menghela napas lega, karena akhirnya mereka bisa cepat-cepat pergi. Lea sudah mematikan ponselnya, agar Bang Chan tidak bisa menghubungi dan mencarinya.

Lea juga sudah bertekad, untuk menceritakan perihal Bang Chan yang sebenarnya pada Minho. Hanya pada Minho.

Sebagai orang yang ia percaya bisa menyimpan rahasia. Kalau Changbin, dia orangnya agak berisik dan responnya bisa berlebihan. Bukan berarti tidak bisa dipercaya juga.

"Lo keliatan gelisah banget," ucap Minho sesaat setelah mobil mulai menjauh dari klinik.

"Keliatan banget ya?" tanya Lea, yang Minho balas dengan anggukan.

"Ada apa sih? Cerita aja." Kata Minho.

Lea menggigit ujung kuku ibu jarinya sejenak. Dia butuh mempersiapkan diri sebelum memulai ceritanya.

"Pa-pacar gue... dia nyakitin gue." Kata Lea hati-hati. Dia sebenarnya masih ragu, apa menceritakan semua ini pada Minho adalah hal yang benar, meskipun tekadnya sudah bulat untuk menceritakan semuanya.

Minho sendiri, memilih mendengarkan cerita Lea terlebih dahulu, sebelum memberi respon.

"Dia juga punya rencana buat habisin temen-temen kita di SMA yang dulu bully gue sama dia. Gu-gue sebenernya gak tau pasti, so-soalnya gue ini kesimpulan gue sendiri. Gue masih gak tau bener apa enggak, tapi kayaknya bener. Udah ada dua orang temen SMA gue yang meninggal dengan tragis. Yang pertama udah gue ceritain waktu itu, terus yang kedua dia dipenggal kepalanya dan dibakar. Pa-pacarnya gue kayaknya gak secara langsung ngelakuin itu, dia kayaknya nyuruh orang. Entah bayar pembunuh bayaran atau gimana, gue gak tau, gue juga masih nerka-nerka."

"Ho, gue pernah bilangkan kalau pacar gue tuh pinter banget? Tapi kecerdikannya itu dipake buat hal yang salah."

"Tapi harusnya lo seneng dong kalau temen-temen lo yang dulu bully lo mati?" Lea tersentak mendengar respon Minho.

"Enggaklah! Yang bener aja?! Itu gila!"

"Oke, oke, gue cuman bercanda," ucap Minho sembari menarik sudut kiri bibirnya. "Yah, emang gak bijak banget sih sikapnya kalau emang bener pacar lo kayak gitu. Cuman kan belum pasti."

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Où les histoires vivent. Découvrez maintenant