12

7.5K 1.4K 410
                                    

Bang Chan mudah mempelajari situasi, itu sebabnya dia punya banyak rencana-rencana brilian. Meskipun rencananya sering merujuk pada hal-hal kriminal.

"Jadi kemungkinan pembunuh berantai ini, terobsesi sama seseorang. Dan siapapun yang bakal deketin seseorang itu, bakal dibunuh." Bang Chan menjentikan jarinya, mendengar perkataannya sendiri. "Ck, gampang banget ketebaknya dah. Ini mah gampang ngungkap pelakunya. Ngapain coba dia pakai ninggalin pesan? Kalau enggak gitu, gak gampang ketahuan."

"Sekarang yang harus gue cari tau, tentang Acha. Siapa Acha ini?" gumam Bang Chan, dengan jari jemari yang kemudian berkutat dengan laptopnya.

Pintu kamarnya tiba-tiba membuka, membuat Bang Chan otomatis menegakan tubuhnya, untuk menutupi layar laptopnya.

Seseorang yang baru masuk itu, mengernyitkan kening melihat gerak-gerik Bang Chan.

"Lagi ngapain?" tanya seseorang.

"Ya kerjalah, emang ngapain lagi? Kamu taukan akhir-akhir ini lagi banyak pembunuhan, aku jadi harus kerja lembur."

Lea, seseorang yang baru memasuki kamar itu, menghela napas sebelum berjalan menghampiri Bang Chan.

Lea mengusap kepala Bang Chan, kemudian mencium kepalanya sejenak.

"Tapi sekarang udah hampir jam dua belas, mending istirahat deh. Udah seharian juga kan kerja?"

"Iya, iya, aku matiin sekarang laptopnya." Bang Chan pun akhirnya mematikan laptopnya, sambil sesekali melirik Lea. Untuk memastikan wanita itu tidak terlalu fokus melihat layar laptopnya.

"Btw Chan, temen aku kemaren ada yang sebar undangan nikah. Dia mau nikah dua minggu lagi." Kata Lea sembari memainkan kerah baju Bang Chan.

"Terus? Ya udah nanti aku usahain temenin kamu dateng." Balas Bang Chan.

Lea menggigit bibir bawahnya sejenak. "Terus kita kapan?"

"Kenapa sih pengen banget cepet dinikahin? Masih banyak yang harus aku pertimbangin."

"Apa lagi? Gimana kalau aku tiba-tiba hamil coba?"

"Gak akan mungkinlah. Kamu ngertiin aku dong, aku kan sibuk, kamu juga. Gak ada waktu buat nikah."

Lea menggerutu, sembari menjauhi Bang Chan. Ia kemudian menghempaskan tubuhnya di kasur, sembari menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Waktu pacaran aja maksa, giliran aku minta nikah banyak alesan." Kata Lea ketus.

Bang Chan hanya diam tidak membalas omelan Lea.

"Malu tau sama temen-temen! Mereka udah pada nikah, kita udah pacaran berapa tahun, gak ada perkembangan juga."

"Pokoknya kamu tidur di luar!"

Bang Chan menghela napas. Ia bangkit berdiri dari meja kerjanya, kemudian menaiki ranjang dan memeluk Lea dari belakang.

"Sabar dong Lea," kata Bang Chan.

"Ck, berapa tahun lagi aku mesti sabar. Udah sana minggir! Gak usah peluk-peluk." Lea mendorong-dorong tubuh Bang Chan untuk menjauh darinya.

Tapi meskipun pelukannya terlepas, Bang Chan berhasil memeluk Lea lagi dan lagi.

"Lea, dengerin." Kata Bang Chan sembari menarik selimut yang menutupi wajah Lea, agar ia bisa menatapnya. Bang Chan kemudian memposisikan tubuhnya di atas tubuh Lea.

"Aku mau nyelesein sesuatu dulu, habis itu janji, kita bakal nikah." Tutur Bang Chan.

"Serius?"

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Where stories live. Discover now