13

7.1K 1.4K 208
                                    

Bang Chan mendatangi sebuah sekolah, yang diperkirakan sebagai sekolah Acha.

Sekitar dua puluh menit Bang Chan menunggu. Suara alarm yang menandakan waktunya pulang sekolah berbunyi, anak-anak langsung terlihat berhamburan keluar dari sekolah, dan gerbang yang sebelumnya ditutup, langsung dibuka.

Bang Chan yang sebelumnya hanya menunggu di dalam mobil, akhirnya keluar dan bergegas hendak memasuki sekolah.

Tapi baru saja akan masuk, ia dicegat oleh Satpam yang menjaga sekolah. Bagaimana tidak? Penampilan Bang Chan saja seperti Preman.

"Maaf ya Pak, ada keperluan apa?" tanya Satpam tersebut.

Bang Chan mendorong sedikit tubuh Satpam itu, untuk membawanya menjauh dari keramaian.

"Saya Polisi," kata Bang Chan sembari menunjukan kartu tanda anggota. "Saya mau ketemu sama murid yang namanya Acha."

"Bapak udah izin sama Guru atau Kepala sekolah di sini?"

"Yaa... ini saya mau nemuin mereka sekalian."

"Acha terlibat suatu kasus Pak?"

"Enggak, dan saya gak bisa ngasih tau apa-apa ke Bapak. Saya cuman butuh ketemu Acha."

"Acha kayaknya hari ini gak masuk Pak, tapi coba aja tanya temen-temennya. Itu pun kalau temen-temennya tau siapa Acha. Jarang ada murid yang tau Acha di sini."

"Kenapa kayak gitu?"

"Acha ini murid yang misterius, dia gak pernah mau diajak kenalan, apa lagi ngobrol sama orang lain."

"Oohh gitu yaa... ya udah terimakasih atas infonya Pak, saya permisi dulu. Waktu saya gak banyak."

Satpam itu menganggukan kepalanya, dan membiarkan Bang Chan pergi memasuki sekolah.

Begitu Bang Chan pergi, Satpam itu baru menyadari kalau ada murid yang sedari tadi memperhatikannya.

"Sore Han," sapa Satpam tersebut.

Murid yang sedari tadi menatapnya hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Bapak kenal sama yang namanya Acha?" tanya anak laki-laki pemilik nama Han itu.

"Oh ya jelas kenal, semua murid saya kenal kok. Apa lagi Acha. Meskipun gak mencolok, saya kenal."

"Oh gitu, ya udah saya permisi pulang dulu ya Pak?"

"Oh iya silahkan."

•••

Bang Chan mendengus, padahal dia sudah mencari ke penjuru sekolah, dan menanyakan Guru-Guru di sekolah. Tapi rupanya Acha memang tidak masuk sekolah.

Alasannya sakit.

Bang Chan mengacak rambutnya, sebelum menjalankan mobilnya, dan meninggalkan sekolah.

Kalau begini, rencananya akan lambat terealisasikan.

"Apa gue cari tau rumahnya aja ya?" gumam Bang Chan.

Lampu merah tak lama menyala, membuat Bang Chan otomatis langsung menghentikan mobilnya. Tak berselang lama, ada motor yang berhenti di sebelah mobilnya.

Bang Chan awalnya merasa biasa saja. Tapi Bang Chan akhirnya menyadari, kalau sedari tadi ia diperhatikan oleh si pengendara motor.

Bang Chan pun menolehkan kepalanya ke arah si pengendara motor. Tapi pengendara motor yang merupakan seorang anak laki-laki itu langsung membuang muka.

Dia pakai seragam sekolah yang tadi Bang Chan kunjungi.

'Gak enak perasaan gue,' batin Bang Chan.

•••

"Lea, aku pulang." Ucap Bang Chan begitu ia masuk rumah. Bang Chan melihat Lea sedang tiduran di sofa, masih memakai jas putihnya, dan sedang main ponsel.

Bang Chan langsung meletakan tasnya, dan berbaring di atas tubuh Lea dengan posisi tengkurap, dan kepala berada di atas dada Lea.

"Masih nanganin kasus yang sama ya?" tanya Lea, yang Bang Chan balas anggukan.

"Emang sama sekali belum nemu titik terang?"

"Belum."

'Sebenernya udah,' batin Bang Chan.

"Hari ini banyak pasien gak?" giliran Bang Chan yang bertanya.

"Biasa aja sih, kebanyakan yang dateng yang emang bermasalah, dan harus rutin dateng." Balas Lea.

"Sampe sekarang masih banyak yang takut buat ke psikolog, takut dikira gila." Kata Bang Chan.

"Kamu sendiri takut gak kalau harus ke psikolog?"

"Ngapain aku ke psikolog, kalau pacar aku sendiri psikolog? Lagian aku kan gak ada gangguan mental atau kejiwaan."

'Sama sekali gak nyadar ya? Tapi pas psikotes normal semua sih. Aneh. Gak mungkin Bang Chan dasarnya jahatkan? Dari hasil pengamatan aku sendiri, Bang Chan itu ada gangguan, tapi kenapa pas psikotes normal?'

"Lea, kalau kamu denger orang-orang yang ngebully kita dulu mati, kamu seneng gak?" tanya Bang Chan.

"Gak tau ya. Soalnya aku kan udah gak peduli sama mereka, mau udah mati atau enggak, aku udah gak peduli dan mikirin." Balas Lea.

"Tapi lebih baik mereka matikan?"

"Chan, kamu gak lagi mikirin rencana yang aneh-anehkan?"

"Enggak kok, cuman nanya aja." Kata Bang Chan sembari menutup matanya.

"Aku gak mau ya kamu ngelakuin hal yang aneh-aneh."

"Enggak... masak kamu gak percaya sama aku?"

"Bukannya gak percaya, cuman takut aja."

"Kamu gak usah khawatir, aku gak akan aneh-aneh."[]

Maaf ya pendek banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maaf ya pendek banget. Gue lg kurang semanget nulis :"

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Where stories live. Discover now