33

5.7K 1.1K 146
                                    

Lea menelan ludahnya, Bang Chan sama sekali tidak berubah. Batin Lea.

"Sekarang aku mau ngomongin soal anak-anak yang kamu liat di penginapan waktu itu, kasus mereka, riwayat hidup mereka, dan hal-hal lain yang mungkin kamu butuhin." Kata Bang Chan.

"Aku belum bilang terima buat konseling mereka."

Brak! Mata Lea mengerjap, karena terkejut Bang Chan tiba-tiba menggebrak kusen pintu.

"Apa kamu kira, setelah kita putus kamu jadi bisa ngelawan aku? Malah enggak sama sekali. Karena aku gak akan kasih belas kasihan sedikit pun ke kamu."

Lea memejamkan matanya sejenak, lalu menghela napas.

"Oke, tapi aku mau kita bersikap layaknya rekan kerja. Gak membawa hal pribadi, cara ngomong kitapun, gak boleh kayak sekarang." Kata Lea, yang Bang Chan balas dengan anggukan.

Lea akhirnya membuka pintu kliniknya jadi lebih lebar, agar Bang Chan bisa masuk ke dalam.

Sembari melangkahkan kakinya memasuki klinik, mata Bang Chan tidak lepas dari Lea. Dia ingin memeluknya, dia ingin menciumnya, dan ingin mengatakan betapa sulitnya dia hidup sendirian setelah mereka berpisah.

Tapi semuanya tertahan, sehingga Bang Chan hanya bisa mengepalkan tangannya untuk pelampiasan.

•••

Lea menutup mulutnya, dengan mata berusaha fokus pada layar laptop yang menampilkan profile Han, Acha dan Seungmin. Dia awalnya bertanya-tanya siapa Seungmin, dia terlihat seperti anak baik-baik yang polos.

Tapi setelah mendengar cerita tentang Seungmin, itu membuat Lea merinding.

Lea melirik Bang Chan yang dengan santainya merokok di depannya, sembari memainkan ponselnya. Dia bahkan menggunakan mug-nya yang sudah kosong untuk digunakan sebagai asbak tanpa izin.

Padahal Lea sudah minta agar mereka bersikap layaknya rekan kerja, tapi Bang Chan tidak melakukannya.

"Pak, bisa berhenti merokok? Saya sedang hamil." Kata Lea yang sudah mulai tidak tahan dengan asap rokok yang ia hirup.

"Oh, jadi benar ya? Perut anda buncit karena sedang hamil." Balas Bang Chan cuek, dan tetap melanjutkan acara merokoknya.

Lea berusaha menahan emosinya yang sudah sampai ubun-ubun. Ia menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya, sebelum membuka suara lagi.

"Ini anak anda." Bang Chan seketika tercenung, mendengar pengakuan Lea.

Ia langsung menolehkan kepalanya ke arah Lea, mencari kebohongan dari raut wajah wanita itu. Tapi sepertinya pra-sangkanya kalau Lea tengah berbohong, salah.

"Seumur hidup saya hanya melakukannya dengan anda. Kalau anda mau melukai atau membunuh anak anda sendiri, silahkan lanjutkan." Kata Lea.

Bang Chan langsung mematikan rokoknya, dengan cara menjepit ujung rokoknya yang terbakar, menggunakan ibu jari dan telunjuknya.

"Kenapa kamu gak gugurin dia?" tanya Bang Chan.

'Karena ini satu-satunya kenangan dari kamu.' Batin Lea.

"Sudah saya bilang buat gak bawa hal pribadi ke pekerjaan." Balas Lea.

Bang Chan bangkit berdiri, kemudian menutup laptop Lea tanpa permisi.

Who is Christopher? | Bang Chan ✅Where stories live. Discover now