26

4.1K 401 116
                                    

Author POV

Jungkook yang baru membuka pintu tiba-tiba menghentikan langkahnya saat melihat sesuatu di lantai. Ia mengutip foto-foto yang berserakan di lantai dan terkejut setengah mati saat melihat ternya itu adalah foto fotonya sendiri. Bersama seorang wanita. Yang tentunya dia tidak akan lupa dengan kejadian itu. Meskipun Jungkook sedang tidur ketika foto itu diambil.

Rahang Jungkook mengetat dengan gigi yang terkatup. "Sialan!" Jungkook mengumpat saat meremas foto-foto itu. Lalu dengan langkah terburu-buru ia masuk ke kamar tamu.

Pintu itu begitu kasar dibuka sehingga menghasilkan bunyi debuman yang kuat saat pintu menghantam dinding. Kosong. Istrinya tidak ada di sana.

Dia panik dan kemudian berlari tergesa-gesa ke lantai atas. Tapi ia lebih terkejut lagi saat melihat kamarnya juga kosong dan lemari terbuka lebar. Sebagian pakaian istrinya sudah tidak ada di tempatnya lagi. Jungkook yang kalang kabut berlari ke kamar Jisen, dalam hati ia berdoa kalau anak dan istrinya ada di sana.

Sayang, keberuntungan tidak berpihak padanya. Bahkan sampai Jungkook berkeliling rumahnya seperti orang gila, berteriak memanggil nama anak dan istrinya, orang yang dicarinya tetap tak ia temukan.

Jungkook meremas rambutnya frustasi dan menendang apa pun yang ada di dekatnya sambil mengumpat berkali-kali. Sekarang ia benar-benar kacau dan yang menyebabkan semua kekacauan ini adalah dirinya sendiri. Jungkook Rafanza.

Handphone di tangannya juga hampir saja ia campakkan karena berkali-kali ia menghubungi nomor istrinya, tapi nomor itu tidak aktif. Jungkook memasukkan handphone-nya lagi ke saku celana lalu buru-buru keluar rumah. Ia masuk ke dalam mobil lalu tanpa tahu tujuan ia membawa mobilnya meninggalkan rumah. Berharap ia akan menemukan anak dan istrinya jika ia keluar.

Jungkook akhirnya mendatangi rumah Feby dan berdoa ia menemukan istri dan anaknya di sana. Tapi sayangnya, hanya ada Feby dan suaminya yang hendak pergi ke pesta. Feby juga terkejut saat Jungkook mengatakan kalau Putri pergi dari rumah.

Jungkook yang semakin panik karena tak menemukan orang yang ia cari di sana hanya mengucapkan terima kasih pada Feby dan suaminya lalu pergi lagi dari sana. Kepalanya tidak bisa berpikir jernih. Rambutnya sudah acak-acakan karena ia sendiri yang menghancurkannya. Dia tidak tahu lagi tempat di mana ia bisa menemukan Putri dan Jisen. Apakah mereka kembali ke Medan? Tubuh Jungkook keringat dingin memikirkan anak dan istrinya benar-benar meninggalkannya.

"Tidak. Aku harus menemukan mereka," ucap Jungkook memberikan semangat pada dirinya sendiri. Walaupun ia lebih tampak seperti orang bodoh sekarang.

Tangannya cepat-cepat merogoh ke dalam saku celananya saat mendengar deringan handphone-nya, ia sangat berharap itu dari istrinya. Jungkook memukul setir. Sial, itu dari adiknya.

"Kak, kakak di mana?" tanya sang adik, Taehyung. "Aku di depan rumah kakak, tapi rumah kosong."

Jungkook semakin stres, ia menundukkan kepala. Perasaan bersalah banar-benar meninjunya dengan telak. "Taehyung, aku kehilangan mereka," ucap Jungkook penuh penyesalan.

"Kehilangan mereka siapa?" desak Taehyung di ujung telepon yang tak mengerti dengan ucapan kakaknya. Apalagi Taehyung bisa merasakan suara kakaknya yang serak seolah sedang menangis.

"Aku kehilangan." Jungkook tak sempat melanjutkan kata-katanya saat ia melihat sinar yang begitu menyilaukan dari arah depan mobilnya. Jungkook mencengkeram setir kuat-kuat. Saat itu yang ada dalam pikirannya hanyalah Jisen, Putri, calon anak keduanya.

Tiba tiba...

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

Jungkook tidak bisa berbicara.

Tubuhnya terasa sakit.

Jungkook tidak bisa bernapas.

Kepalanya diselubungi darah.

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

Seseorang berteriak.

Jungkook tak bergerak.

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

Sunyi.

TBC

Misalnya kamu lebih milih putri sama Jimin atau Putri janda aja?

Karena lebih banyak yang comment Jungkook agama islam, jadi sah kita imagine Jungkook Rafanza islam ya😊

Hanya Dirimu ✔️Where stories live. Discover now