37

3.6K 318 29
                                    

00.37 Apa ada yang belum tidur?😂

Btw, 7 chapter lagi cerita ini tamat👌

Siapa yang udah enggak sabar sama ending?😜

Yang masih mau tanya2 diperbolehkan ya🤗

Chapter 37

Satu jam aku menunggu di depan Kantor Pengadilan Agama, tapi Jungkook belum terlihat juga. Aku yang sudah tidak sabar menunggu akhirnya pun memutuskan untuk meneleponnya.

Tapi setelah setelah beberapa kali aku melakukan panggilan, Jungkook tetap tidak mengangkat panggilanku. Aku berjalan mondar-mandir dan terus menghubunginya.

"Halo," jawab Jungkook di seberang telepon.

"Kau di mana?" tanyaku langsung tanpa ingin basa-basi.

"Di rumah," jawabnya santai, yang seketika membuat darahku mendidih. Tapi aku menahan napas mencoba menghentikan amarah. Bisa-bisanya ia menjawab kalau ia masih di rumah padahal aku sudah menunggunya dari tadi. Seharusnya ia sudah berada di sini sekarang.

"Aku sudah satu jam menunggumu di Kantor Pengadilan Agama," aku memberitahu.

Namun jawaban Jungkook hampir membuat amarahku benar-benar meledak saat ia berkata, "Kau tak perlu menungguku. Aku tidak akan datang ke sana."

Tanganku meremas handphone kuat-kuat. "Apa maksudmu kau tidak akan datang kemari?" tanyaku begitu geram.

"Aku tidak akan datang ke sana yang artinya aku tidak akan melepaskanmu," ucapnya sama sekali tidak merasa bersalah.

Mataku memajam. Dadaku diselubungi amarah yang semakin menjadi-jadi. "Kita harus bercerai," tegasku. Mencoba mengingatkannya kembali. Tapi jawaban Jungkook lagi-lagi membuatku semakin kesal.

"Tidak. Kita tidak akan bercerai. Kecuali kau menuruti persyaratanku."

"Persyaratan apa?" tandasku langsung. "Jungkook, jangan berani-beraninya kau mempermainkanku."

"Aku tidak mempermainkanmu, Sayang. Ingat, kuasa talak perceraian ada di tanganku."

Aku mengkertakkan gigi. "Negara kita memiliki Undang-Undang. Aku bisa membuatmu menceraikanku."

"Benarkah? Coba saja kalau kau bisa. Atas tuduhan apa?"

Aku menarik napas. "Perzinahan," ucapku ketus.

Sesaat suara Jungkook di seberang telepon tak terdengar lagi, mungkin terkejut atas ucapanku. Tapi setelah beberapa saat kemudian baru ia berbicara lagi. "Apa kau memiliki buktinya?" tanyanya dengan suara yang terdengar menantang.

Aku benar-benar kehabisan kesabaran. Berani-beraninya dia menantangku sekarang. Apakah ia sudah hilang ingatan atas kesalahannya dulu. Aku ingin berkata, tapi belum sempat aku melakukannya dia sudah bersuara lagi.

"Datanglah ke rumah orangtuaku. Kita bicara baik-baik di sini. Aku menunggumu."

Belum sempat aku melakukan protes Jungkook memutuskan sambungan telepon.

🕊🕊🕊

Aku berdiri di depan rumah besar milik orangtua Jungkook. Gerbangnya terbuka lebar. Tapi sebelum melangkah, aku menarik napas dalam-dalam baru setelah itu dengan berat hati berjalan masuk. Bagaimana pun juga aku harus segera menyelesaikan masalahku agar aku bisa terlepas dari Jungkook.

Saat aku melintasi halaman, terlihat beberapa orang yang sedang ke sana-kemari seperti sedang menyiapkan sesuatu untuk acara besar. Tapi aku mengabaikannya. Tujuanku datang kemari hanya untuk menyelesaikan masalahku.

Hanya Dirimu ✔️Where stories live. Discover now