40

3.4K 314 17
                                    

"Putri, kamu istirahat saja dulu," saran Mama pada menantunya yang dari tadi sudah membantunya menyelesaikan banyak pekerjaan. Bahkan saat ini tangan Putri dengan cekatan membungkus souvenir pernikahan.

"Nanggung, Ma. Sebentar lagi juga selesai kok."

"Kalau kamu lelah, kamu istirahat saja dulu di kamar," kata Mama lagi pada menantunya.

Putri menggelengkan kepala. "Putri tidak lelah kok, Ma," ucapnya yakin sembari tersenyum.

Akhirnya Mama pun hanya mengangguk tanpa keberatan. Ia sendiri merasa sangat senang karena menantunya itu masih berada di sini. "Oh, iya. Jasmine di mana?" tanya Mama yang tidak melihat cucu perempuannya itu. Padahal dari tadi di dekat mereka sudah disediakan tempat tidur untuk Jasmine. Tapi tiap kali Jasmine baru ingin dilettakkan ada saja orang-orang di rumah ini yang ingin menggendongnya.

Putri mengedarkan pandangan ke sana kemari mencari anak perempuannya. "Tadi sama Adell," kata Putri yang terakhir kali melihat Jasmine bersama sepupu suaminya.

"Oh, ternyata itu dia." Mama menunjuk ke arah tangga.

Jungkook menuruni tangga sambil matanya tak lepas memandangi anak perempuannya yang cantik di gendongannya. Jungkook sudah melepas jas kerjanya, tapi kemeja putih itu masih melekat di tubuh dan kedua tangan kemeja panjangnya ia gulung hingga sebatas siku. Jungkook mengguncangkan sebuah mainan yang berbunyi pada Jasmine.

Jasmine tertawa. Dan tawa mungilnya terdengar memenuhi rumah. Jasmine terlihat sangat ceria, ia sangat manja dan nyaman bersama Jungkook.

Putri yang memang memerhatikan tanpa sadar bibirnya mengulas senyum. Tak bisa dipungkiri ia juga senang melihat Jasmine tertawa. Tawa anaknya adalah kebahagiaannya.

Namun Putri terperanjat. Saat ia sedang asik-asiknya menyaksikan pemandangan di tangga itu, Jungkook tiba-tiba mengangkat wajah dan membuat mata keduanya bertemu pandang. Putri yang tertangkap basah oleh suaminya sendiri cepat-cepat membuang pandangan. Putri akan memandang ke mana saja, asalkan bukan ke arah Jungkook. Dirinya mendadak gelisah, apalagi menyadari kalau suaminya itu sekarang berjalan ke arahnya. Putri langsung berpura-pura menyibukkan diri.

Jungkook duduk bersila di atas karpet, tepat di samping istrinya yang sedang pura-pura sibuk sambil berusaha mengontrol dirinya sendiri. Dengan hati-hati dan penuh kelembutan kedua tangan Jungkook membaringkan Jasmine di tempat tidur yang di dominasi warna pink.

Seberusaha mungkin Putri berfokus pada pekerjaannya, namun buyar ketika mendengar Jasmine tiba-tiba malah merengek begitu Jungkook baru saja meletakkannya.

Putri pun menoleh untuk melihat Jasmine. "Sayang, Mama sedang sibuk," ucap Putri pada Jasmine yang mulai merengek.

Tetapi Jasmine seolah tidak mau tahu alasan apapun dari ibunya, karena ia tidak mau diam dan tetap saja merengek.

"Jasmine sudah mengantuk ya?" Putri memandang wajah putrinya yang sudah sayu. Mungkin Jasmine sudah lelah karena terlalu lama bermain. Sejak Jasmine tiba di sini entah siapa saja yang sudah bergantian menggendongnya.

"Jasmine pasti capek ya? Karena lama main-main sama Papa," kata Jungkook menatap putri kecilnya yang hari ini, untuk pertama kalinya merasa sangat bahagia karena bisa menggendong Jasmine. Putri sendiri merasa dongkol mendengar kata terakhir yang keluar dari mulut suaminya. Papa.

Apa pantas dia disebut Papa?  Pikir Putri dalam hati.

"Ayo, Sayang kita tidur di dalam kamar." Putri meletakkan souvenir yang belum sempat dibungkusnya lalu hendak menggendong Jasmine, tapi bersamaan dengan tangan Jungkook yang juga terulur ingin menggendong Jasmine.

"Biar aku saja yang menidurkan Jasmine," ucap Jungkook sama sekali tidak keberatan.

"Tidak perlu," desis Putri lalu membawa Jasmine ke dalam gendongannya. "Jasmine tidak terbiasa tidur dengan orang yang tak dikenalnya."

Jungkook terdiam. Perkataan istrinya benar-benar terasa tajam menusuk sampai ke hatinya. Tapi Putri seolah tidak peduli. "Jasmine tidur sama Mama aja ya," Putri menambahkan. Kemudian bangkit dan membawa Jasmine ke kamar di lantai dua.

"Jungkook, kamu yang sabar ya, mungkin dia masih marah," ucap Mama tetap menyemangati putranya yang baru saja kecewa.

Ya, lagi-lagi Jungkook tahu tidak mudah bagi Putri untuk bisa memaafkannya begitu saja.

Jungkook memaksakan senyum. Mencoba menutupi kesedihan hatinya.

Tbc

Nanti aku up 2 chapter lagi 👌

Hanya Dirimu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang