34

3.3K 332 49
                                    

Karna di chap sebelumnya yang comment dikit, aku up.nya juga dikit dulu ya😜

Hujatlah aku sesuka hati kalian, aku tetap sayang kalian 😘

Chapter 34

Putri POV

Aku tidak ingin bersembunyi lagi.

Sudah tiba waktunya aku menghadapi masalah dan menyelesaikannya.

Aku akan ke Jakarta mengurus perceraianku. Kubuka ritsleting tas lalu menyusun bajuku dan baju Jasmine ke dalam tas, sambil sesekali melihat ke ruang tamu. Dari pintu kamar yang terpentang lebar, aku bisa melihat Jimin yang sedang bermain dengan Jisen dan Jasmine. Aku dapat mendengar tawa mereka bertiga. Kata-kata Jimin tadi pagi kembali memasuki pikiranku.

"Kenapa kau tiba-tiba ingin kembali ke Jakarta?" tanya Jimin yang duduk di seberangku.

"Aku ingin mengurus perceraianku," jawabku sambil menepuk-nepuk punggung Jasmine. Mencoba menidurkannya.

"Putri, apa kau sudah benar-benar yakin dengan keputusanmu?" tanyanya.

Aku mengangguk. "Keputusanku sudah bulat," jawabku. "Jimin, aku masuk sebentar ya mau membaringkan Jasmine di tempat tidur," tambahku kemudian bangkit dari dudukku.

"Putri," panggil Jimin tiba-tiba. Aku berhenti di ambang pintu. "Apa kau mau, setelah semua urusan perceraianmu selesai...  menikahlah denganku?"

Aku melebarkan mata tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Aku menoleh ke belakang, menatap wajahnya yang begitu serius.

"Jimin, apa yang kau bicarakan?" tanyaku tidak yakin.

"Putri, aku mencintaimu. Dari dulu sampai sekarang pun aku masih tetap mencintaimu," ucapnya bersungguh-sungguh. "Menikahlah denganku," pintanya lagi.

"Jimin... akuㅡ"

"Kau tak perlu menjawabnya sekarang. Aku bisa menunggu."

Aku menggeleng. "Jimin... aku tak bisa menerimamu. Kau adalah sahabatku."

"Putri, aku tidak memaksamu. Aku hanya ingin kau memikirkannya baik-baik."

"Jimin, keputusanku tetap sama. Aku sudah menganggapmu seperti sahabat dan kakakku sendiri."

"Apakah sudah langsung tak ada sedikitpun ruang di hatimu untukku? Atau... sebenarnya kau masih mencintai suamimu?" Jimin menatapku penuh kecurigaan.

"Aku... Aku dan Jungkook... biar ini menjadi urusan kami. Jimin, aku mengerti dengan perasaanmu, tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku sudah menggapmu seperti kakakku sendiri."

"Jimin, aku minta maaf," kataku.

Jimin langsung menundukkan kepala, menyembunyikan wajahnya yang penuh kecewa.

Aku mencoba membujuknya. "Jimin, kau layak mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari aku."

Ini kali kedua aku mengecewakannya. Dan aku memang tidak bisa menerimanya.

"Ya, aku mengerti." Jimin mengangguk lambat-lambat. "Jangan khawatir." Dia mencoba memaksakan senyum.

"Jadilah sahabatku selamanya?"

Dengan lambat-lambat Jimin menganggukkan kepala. Aku tersenyum tipis lalu masuk ke dalam.

TBC

Tenang, nanti malam aku update lagi ya😂

Hanya Dirimu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang