Beda itu ya indah

11.7K 2.3K 722
                                    

El menggulingkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, rumah sekaligus toko yang ditempatinya sepi, meski malam ini malam natal.

Salahkan libur natal dari pemerintah yang hanya dua hari, hingga memutuskan El tidak ikut mudik ke Solo bersama keluarganya.

"Gue persis di film home alone sekarang," El memasukkan stock masakan Mamanya ke dalam kulkas, kata Mamanya masakan itu tinggal dipanaskan saja. Ada banyak, itu semua karena El bilang akan kedatangan teman-temannya untuk natal besok.

Dan semoga Jami' juga akan ada di sana.

"Kurang rampok aja nih." El menutup kulkas kemudia menggeleng keras dan memukul-mukul bibirnya sendiri.

Harapan macam apa tadi itu? Tubuhnya ceking, otaknya pas-pasan, mana bisa ngelawan rampok?

"EL!" Teriakan seseorang dari depan rukonya mengagetkan El seketika, takut-takut El mengintip dari jendela lantai dua.

Tapi tidak mungkinkan ada maling yang teriak dulu memanggil nama pemilik ruko yang akan di rampok?

Dan benar saja saat El mengintip sudah ada Hanif yang melambai di sana.

"Nelpon dulu Nif baru ke sini," Omel El saat membuka pintu rukonya untuk Hanif. "Gue kirain rampok tahu gak? k
Kayak di home alone."

Hanif mendorong pelan kepala El.

"Ya kale El! Halu lu banyakan nonton. Gue ke sini karena elo bilang gak orang, elo sendirian, inikan malam natal. Gue sebagai teman yang baik datang menemani dirimu wahai Immanuel." Hanif menyengir tanpa dosa.

"Jadi Christmas dinner dimana kita El? Hehehe."

"Gak ada dinner-dinneran, gue aja tadi gofood KFC doang. Kalau elo laper, ada makanan di kulkas elo panasin aja." Jawaban El membuat Hanif yang naik tangga di belakangnya cemberut hingga jahil mencubit bokong El yang ada di hadapannya.

"Anjay Nif! Pantat gue tulang doang, lo nyubit apa? Kulit gue langsung? Sakit tau!"

Ringisan El tidak dipedulikan Hanif yang langsung membuang badannya ke sofa di dalam kamar El dan mulai menyalakan game.

"Eh El gue juga mampir sini karena mau nyampein sesuatu," El mengangkat sebelah alisnya.

"Gue telepon tadi tapi hp lo gak aktif."

"Di cas. Apaan emang?" El ikut duduk di sebelah hanif bersiap memainkan game bola di playstationnya.

"Jami' gak mau ke sini besok, udah gue ajakin tapi... gue malah disuruh baca surah al kafirun ayat 6."

El yang jemarinya tadi sibuk menekan-nekan controller tiba-tiba berhenti dan menatap Hanif.

"Isi surah itu apa emang artinya?"

Hanif juga ikut berhenti, pemuda membalas tatapan El dan menjawabnya, "Untuk mu agama mu, dan untukkulah agama ku."

El langsung menarik senyuman lebar di wajahnya.

"Kayak gue ngajak si Jami' pindah agama aja Jir! Gue cuma ngajakin ke rumah makan-makan, kue juga banyak, sirup berbotol-botol di kulkas. Kayak gue ke rumah elo pas lebaran aja. Santai." El kembali ceria dan melanjutkan gamenya Bersama Hanif.

"Gue juga bilang gitu, tapi katanya kalian gak akrab tiba-tiba ngajak ke rumah. Gue bilang rame-rame kok, ada gue juga. Eh dia tetep gak mau, katanya di IPS2 kelas elo, dia gak ada kenalan." Hanif memasukkan satu nastar ke mulutnya.

"Lah kan kenal gue."

"Tau ah El, yang penting dah gue ajak si Jami'nya,"

Hanif meraih nastar keduanya.

IMMANUEL & JAMIWhere stories live. Discover now