Jangan melangkah lagi

5.2K 1.3K 355
                                    

Immanuel kadang heran dengan dirinya sendiri karena hanya dengan melihat Jami' ia bisa menarik senyuman lebar tanpa sadar, sungguh menarik, meski ramah senyumannya cukup mahal tapi langsung gratis jika sudah menyangkut Jami'.

Immanuel cukup lama melihat Jami' mencoba berbagai pulpen di toko ATK dekat kampus tempatnya janjian, Jami' jika sudah sibuk sendiri seperti itu lucu, minta diculik kalau kata hati Immanuel Winaga mah.

"Kamu pake sweater biru gitu mirip Pororo tahu gak? Mana embul? Kamu makan terus yah? Hem? Hem?"

Tidak pake permisi El menarik kedua pipi Jami' dari belakang, meremasnya seolah squishy dan Jami' hanya bisa pasrah karena sudah teramat biasa diperlakukan seperti itu oleh sang pacar.

"Eh bagusnya pulpen ini atau ini?" Jami' meminta pendapat,

El menepuk jidatnya.

"Itu sama-sama item tintanya, sama aja Jami' ngapain dipilih?"

"Ih beda tau, ini lebih bold dan yang ini tipis terus sparkling, tuh liat tuh." Jami' mencoba memperlihatkan perbedaanya di atas kertas coretan yang membuat Immanuel salah fokus karena isi kertas itu penuh coretan Namanya...

Immanuel Immanuel Immanuel Immanuel Winaga Immanuel Immanuel Immanuel Immanuel

Immanuel mengambil satu pulpen dan menulis nama Jami' di sana, di belakang namanya seolah melengkapinya..

dan Jami'

"Bagusan ini pulpennya Mi', lagian aku tahu aku ganteng tapi apa kamu gak bucin banget ampe nama ku semua di situ?" El sok protes padahal bibirnya sudah susah payah menahan senyum saking senangnya.

Jami' menggaruk kening salah tingkah, dengan suara hampir seperti berbisik gadis itu berkata...

"Habis aku dari tadi cuma mikirin kamu."

Kalau gak ada orang rasanya Immanuel ingin menyambar mengecup pipi Jami' karena sudah terlalu gemas.

"Mba, ini pulpennya tiga ya." Pinta Immanuel.

"Ih aku butuhnya cuma satu El,"

"Gak apa-apa, aku bayarin, hadiah karena udah mikirin aku,"

Immanuel memainkan alisnya jahil.

"Mikirin aku aja dapet pulpen tiga, belum gandeng tangan aku, terus nebengin aku pulang soalnya motor ku dipinjem temen, pasti hadiahnya lebih banyak Mi'."

Jami' menyentil jidat El, mau minta tebengan saja harus modus.

"Emang hadiahnya apa?" Tantang Jami'.

"PAP wajah tampan ku tiap dua jam sekali."

"Gumoh entar aku El, ya udah ayok."

"Yippie!" Immanuel mendorong pundak Jami' keluar dari tokoh ATK dengan riang, "Aku tambahin deh hadianya, jadi PAP sejam sekali."

"Gak mau!"

"Seblak terus ice cream dulu gimana?"

"Nah gitu kek dari tadi." Keduanya tertawa dan banyak bercanda, Jami' bahkan sampai lupa laporan Arjun tadi siang.

Jujur saja, Jami' begitu percaya pada El, El bukan tipe laki-laki yang gampang melirik perempuan cantik begitu saja, sudah beberapa tahun berpacaran dengan Immanuel Winaga, meski tahu kisah mereka akan berujung namun Jami' yakin kisah mereka diselesaikan bukan karena sebuah penghianatan.

Jika itu kelak indah artinya mereka bersatu, jika berakhir pasti karena perbedaan. Penghiatan diluar dari itu semua.

"El!" Tegur Jami' saat tangan El meraba-raba punggungnya.

IMMANUEL & JAMIWhere stories live. Discover now