Tuhan tidak pernah salah.

4.8K 1.1K 166
                                    

Pemutaran film classic menjadi kegiatan rutin anak-anak sinematografi, kadang mereka melakukannya indoor dengan menyulap sebuah ruangan menjadi bioskop dadakan atau outdoor dengan menata ruang terbuka menjadi pertunjukan layar tancap dadakan.

Biasanya sebelum memulai film akan ada seseorang yang menjelaskan film yang akan diputar dan ditutup dengan petikan gitar akustik dan suara merdu yang melantunkan lagu yang cocok untuk film yang sudah diputar.

"Solomon and Gaenor, salah satu film dua Bahasa yang diproduksi tahun 1999. Ya, jadi film ini dua kali syuting dengan Bahasa inggris dan Bahasa Wales. Disutradarai oleh Paul Morrison dan memenangi BAFTA dan dinominasikan di Academy award."

Jami' dan Arjun sibuk memperhatikan dan sesekali mencatat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jami' dan Arjun sibuk memperhatikan dan sesekali mencatat.

"Yang dianalisis tokoh, tema apalagi Jun?"

"Style, setting, Alur, Props." Jami' mengangguk paham, ia masuk dalam mode serius begitu lampu ditemaramkan dan film diputar.

Pertemuan dua tokoh utama film tahun 1999 tersebut, menggelitiki Jami'. Salomon yang terpesona oleh Gaenor mengikuti gadis itu masuk ke dalam gereja, mengambil tempat di lantai dua agar bisa puas-puasanya memandangi si cantik Gaenor, sampai tak sadar ia masuk ke rumah ibadah yang bukan tempatnya.

"Salomon nih mirip abang gue." Bisik Jami'.

"Hm abang elo?"

"Hem namanya Jusuf, dia pulang nganterin bokap gue pengajian di masjid agung, parkir depan gedung asuransi, ngeliat ipar gue Kak Mawar masuk ke dalam gereja. Terpesona pada pandangan pertama gitu, diikutin deh. Persis kayak Salomon nih."

Arjun mengedip bingung mencoba mencerna cerita Jami'.

"Jadi mereka nikah?"

"Hem, udah lama. Abang gue pindah agama ikut ipar gue."

Arjun mengangguk paham, pemuda jurusan ilmu komunikasi itu menyenggol Jami' dengan sikunya dan berbisik.

"Kalau abang lo beda agama bisa bersatu, elo juga pasti bisa Mi', yakan?" Tanyanya.

Jami' memaksa bibirnya tersenyum dan membalas bisikan Arjun.

"Tapi gimanapun gue gak akan mau pindah agama, karena gue sayang sama orang tua gue, sama Allah juga."

Jawaban yang membuat Arjun terdiam.

Percakapan itu tidak berlanjut, keduanya sibuk menghabiskan film yang juga menang di empat festival film internasional bergengsi itu.

Masalah dari film ini sebenarnya klasik, beda agama, beda suku, dan status sosial, Salomon di film itu termasuk minoritas dan miskin.

Walapun Gaenor tidak kaya, tapi keluarga Gaenor menginginkan menantu yang bisa menopang keluarganya. Tentu saja Salomon tidak masuk kategori itu, apalagi ia menyembunyikan keyakinannya.

IMMANUEL & JAMIWhere stories live. Discover now