Bukannya ini kesempatan?

7.5K 1.3K 127
                                    

Sekretariat HIMA Sosiologi tidak bisa dikatakan sibuk, tapi tidak terlalu santai juga.

Minggu depan mereka mengadakan seminar dan tentu beberapa proposal diajukan, surat-surat permintaan peminjaman gedung, serta undangan sedang sibuk dicetak Wayan sembari bercanda dengan para penghuni sekre.

"Ey, cewek-cewek kalian bisa twerk gak?"

"Iseng banget pertanyaan lo heran!" Tegur El.

"Gue nanya cewek-cewek. Emang lo cewek El?"

"Ih, Eykekan kalau pagi dipanggil El, kalau malem dipanggil Imma." Genit El, ia mengingat Hanif dulu kalau menggodanya dan menjadi Hanifah seketika.

Tawa langsung meledak, bahkan Tia tidak canggung lagi ikut tertawa bersama mereka. Immanuel lucu tapi bisa berwibawa dan juga galak, ia bisa menempatkan dirinya.

"Twerk apaan?" Shanas polos.

"Kayak Nicki Minaj Nas." Balas Dani.

"Gue gak bisa Yan, gak ada modalnya. Tepos." Kepolosan Shanas kembali membuat mereka terkikik geli.

"Oh iya, ini sertifikatnya gimana? Print di sekre kayaknya gak memadai deh buat print ini," Tia buka suara.

"Gue ada print sih di kos, tapi gimana...?"

"Kos lo dimana? Gue anterin aja ngambilnya. Yan, kunci mobil!" Wayan segera melempar kuncinya pada El.

"Yuk, sekalian beli makan siang buat anak-anak juga."

Tidak banyak percakapan saat Tia semobil dengan Immanuel, Tia hanya sibuk memantau group melihat pesanan para personil sekre,

Sesekali ia mencuri pandang pada Immanuel, kemeja kotak-kotak biru tua terlihat norak tapi tidak di badan Immanuel, cocok-cocok saja.

Yah, mungkin benar tidak ada yang namanya fashion terrorist bagi orang ganteng.

"Gue satu kajian loh sama Jami' terus pulangnya nongkrong di sini." Tunjuk Tia saat melintasi Café yang dekat dari kampus tempatnya mengobrol dengan Jami'.

"Oh ya? Jami' gak cerita. Tapi dia emang sering nongkrong di situ sama temen-temennya, kadang gue juga nimbrung. Hehe," Immanuel tersenyum ramah.

"Katanya dia bisa main gitar, elo bisa main organ"

"Iya, gue mau belajar main gitar fail mulu, tapikan lucu kalau gue duet sama Jami' jadi kayak Carole and Tuesday."

Mata Tia membulat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Tia membulat. "Elo tahu Carole and Tuesday? Gue suka banget loh anime mereka!"

"Hahaha, Tia' baru pertama gue ngeliat lo excited gini. Iya, gue suka ostnya bagus-bagus. Gue sering suruh Jami' latihan chordnya, tapi belum sempet-sempet kayaknya, kita sama-sama sibuk." Immanuel tetap bercerita meski harus tetap menatap ke depan.

"Gue paling suka move mountain. Elo?"

"Kiss me."

"Heh?"

"Gue paling suka yang ost yang judulnya kiss me." Jawab El.

"Oh. Ini kost-an gue El," Mobil Wayan yang mereka pinjampun menepi, "Gue naik dulu ambil printnya, kamar gue di lantai dua soalnya." Tia membuka pintu mobil dan bergegas akan naik.

"Elo bisa sendiri? Gak mau gue bantuin?"

"Gak apa-apa bisa kok El."

"Oke."

Sepeninggal Tia, El mengamati rumah dua lantai yang jadi kos ini, isinya campur sepertinya lantai satu laki-laki dan lantai dua perempuan, meski begitu halamannya luas dan sepertinya cukup mahal.

"Udah. Nih." Tertatih Tia menaikkan printernya, El sempat melihat ia disapa penghuni lantai satu yang tentu saja dibalas Tia dengan tatapan galaknya.

"Kosan elo campur?"

"Iya, kenapa El?"

"Enggak, pindah kosan aja kalau kontraknya habis Tia. Elo pasti risih jugakan? Gue aja yang ngeliatnya risih elo dicatcalling gak jelas, mending cari kosan putri dekat kampus, gue tanyain entar sama temen gue."

"Iya, rencanya juga gitu tapi belum dapet."

"Eh, jidat lo keringetan tuh," El menarik tissue dan menempelkanya dengan jahil ke jidat Tia hingga berbuah pukulan pelan di lengannya.

"Kayak vampire Cina lo."

"Apaan sih? Jangan ngatain orang lain Cina, kalau elo juga Cina El." meski terkesan mencibir namun Tia terkesan karena ternyata seorang Immanuel begitu care dan perhatian.

Arjun ingin menuju kosannya saat melihat adegan Immanuel jahil pada Tia di dalam mobil tepat di depan gerbang kosnya.

Tia memang tinggal di lantai dua kosnya, dan baru kali ini Arjun melihat ia membawa tamu pria dan tamu itu tidak lain Immanuel Winaga.

"Itu Tia kan? Sama siapa?" Tanya Arjun.

"Sama pacarnya kali,"

"Tapi dia pacar temen gue."

"Temen lo ditikung kali, siapa yang ga suka sama Tia? Cakep, tinggi, seksi gitu anjir." Jawaban tetangga kamar Arjun membuatnya berpikir lama.

Tentu Arjun kenal El, pemuda itu begitu bucin pada Jami'. Ya kali?

Tapi bukannya ini kesempatan Jun?

Arjun Jami' elo dimana?

Jami' Kampus, mau ke BEM Teknik wawancara. Kenapa? Jangan bilang ada kelas dadakan ya Jun?!

Arjun Enggak kok. Gue lihat Immanuel pakai jazz merah tadi sama cewek. Kirain bareng elo.

Jami' Enggak gue di kampus. Kalau jazz merah itu mobil Wayan berarti.

Jami' Tunggu, elo bilang bareng cewek?

-To be continued -

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

IMMANUEL & JAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang