Mari kita jalani

6.4K 1.4K 112
                                    

Malang yang tadinya mendung sudah hujan, mau tidak mau Immanuel menepikan motornya untuk berteduh, di dalam sadel memang ada jas hujan namun hanya satu dan Jami' menolak menggunkannya hingga keduanya memutuskan menunggu saja hujannya reda di pinggiran ruko lama yang sudah tutup.

"Dingin gak Mi'?" El terburu-buru membuka sweaternya untuk Jami' namun gadis itu malah tertawa.

"Lo tahu gak kalau gue punya pacar, gue pengen banget dia ngasih gue jaketnya pas gue dingin,"

El yang tadinya tersenyum jadi memasang tampang serius.

"Terus elo mau apa lagi kalau punya pacar Mi'?"

Sini bilang, aku wujudkan.

"Hem?" Jami' sejenak berpikir, sebenarnya Jami' punya daftarnya di note ponsel saking banyaknya.

"Nonton dia main futsal, ikut demontrasi bareng. Hem? Apalagi ya? Masakin buat dia mungkin? Ah, main hujan bareng, terus shopping, punya sepatu couple, nugas bareng, banyak pokoknya El."

Jami' menyengir.

"Kalau diwujudkan harus punya pacar dulu ya?"

"Ya iyalah El." Jami' menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Apakah kodenya terlalu keras ya?

"Hahaha, Mi' gue mau nanya bahu lo berapa?"

Jami' mengangkat sebelah alisnya kebingungan.

"Bahu? Satu?"

El menggeleng.

"Terus berapa?"

"Satu," El menepuk pundak kirinya,

"Dua," El menepuk pundak kananya,

"Tiga," Kini giliran pundak kiri Jami' yang tepuknya,

"Dan Empat." El merentangkan lengannya dan merangkul Jami' dengan halusnya.

"Hehe, kerangkul Mi'." Cengir Immanuel.

"Apaan sih?" Malu-malu Jami' menyikut El pelan.

"Biar anget Mi', hujan nih, sweater gue elo pake juga, gue dingin tahu." Immanuel dengan lucunya memanyunkan bibir, namun segera berubah jadi senyum saat Jami' merespon rangkulannya dengan ikut meraih pinggang Immanuel dan bersandar di bahunya.

Wah rasanya El ingin berdoa agar hujannya dibuat lebih lama lagi, tapi El takut kalau doanya dikabulkan Malang Raya bisa banjirkan?

"Gimana kuliah Mi'?"

"Just like that, nothing special."

"Hem, eh rambut lo wangi banget Mi'," Ucap El sembari mengendus puncak kepala Jami' yang memang mengeluarkan wangi apel hijau segar.

Jami' memerah, dengkulnya lemas saat hidung Immanuel menyentuh kepalanya, untung tadi Jami' keramas! Fiuh.

"Menurut lo gimana Mi' soal yang dibilang Hanif? Soal hem,"

El berdehem canggung.

"Kita jadian."

"Ya gimana?" Cicit Jami'.

"Gue sih pengen Mi', pengen gitu punya komitmen yang bukan sekedar temen sama elo. Biar kalau ada cowok di fakultas yang gangguin elo, gue bakal bilang 'Minggir lo dia cewek gue'."

Jami' tertawa mendengarnya, hujan makin deras, sama detak jantung El yang di dengar Jami' makin kencang saja.

"Lo mau gak jadian sama gue?"

Jami' terdiam lama.

"El, elo tahukan kita susah buat bersatu nantinya, ada perbedaan besar diantara kita, tapi gue bohong kalau bilang gak suka sama elo. Gue suka sama elo." Jami' mendongkak hingga mata mereka bertemu.

"Gue lebih suka sama elo Mi'." Balas Immanuel.

"Gue juga pengen pacaran, tapi sadar gak sih El kalau kita lanjut,"

Jami' menunduk.

"Perasaan kita makin dalam, kita makin sulit buat lepas, makin sakit, emang elo mau pindah agama nanti?"

El langsung menggeleng.

"Gue juga gak mau. Jadi gimana?"

Immanuel mengeratkan rangkulannya.

"Gak mau jalanin aja dulu Mi'? Jangan pakai 100% perasaan elo, biar nanti kalau memang kita gak berjodoh kita bakal gak sulit melepaskan. Ya gue tahu ini rumit—"

"Tapi sampai kapan El kita 'jalanin' ini?"

"Sampai elo dapat calon Imam buat elo, sampai gue dapat pendamping yang tepat buat gue, ayo kita sama-sama sampai waktu itu datang Jami'," El meyakinkan.

"Kalaupun calon Imam elo ternyata gue, dan pendamping gue ternyata elo, ayo kita sama-sama sampai maut memisahkan."

Pernyataan cinta itu begitu romantis tapi juga begitu sakit bagi Jami'.

Namun benar, jika perbedaan mereka pasti memisahkan, Immanuel dan Jami' hanya perlu bersama sampai itu terjadi.

Namun benar, jika perbedaan mereka pasti memisahkan, Immanuel dan Jami' hanya perlu bersama sampai itu terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-To be continued -

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

IMMANUEL & JAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang