Diluar rencana

4.3K 1.1K 134
                                    

Manusia selalu ingin hidup dan harinya berjalan sesuai kemauannya, begitu juga Jami' meski pada akhirnya ada yang diluar rencana dan inginnya.

Jatuh cinta pada Immanuel misalnya, uh Jami' pikir kisah cintanya tidak akan Uwu, begitu anak muda jaman sekarang menyebutnya.

Gadis itu bahkan sudah merencanakan akan meminta dijodohkan saja bila tidak dapat pacar sampai tua.

Tapi kemudian Tuhan mendatangkan Immanuel dalam hidupnya, membuat Jami' merasakan apa yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.

Jatuh cinta, bahagia, galau, sedih hingga marah seperti sekarang.

"Hem? Arjun?" Jami' tersentak mundur saat kopi kaleng dingin itu menyentuh wajahnya.

"Minum, lo akhir-akhir ini gak konsen gitu." Senang hati, Jami menerimanya setelah berterima kasih pada ketua tingkatnya itu.

"Ada masalah ya Mi'?"

Jami' menggeleng. "Cuma banyak pikiran aja."

Dari lantai tiga fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, terlihat jelas beberapa pengurus himpunan sibuk setelah penutupan seminar di auditorium, Immanuel juga disana, terlalu sibuk bahkan untuk sekedar makan siang dengannya.

"Kompak ya himpunan sosilogi?" Gumam Jami' lalu mengesap kopi kaleng di tangannya.

"Hem, katanya seminarnya sukses. Lo ga ngeliput?"

Jami' menggeleng, "Temen gue yang ngeliput kegiatan ini. Eh tugas kajian sinema lo gimana Jun?"

"Belum, masih milih-milih film. Lo gimana?"

"Gue udah ngajakin Rini ke bioskop sih, tapi dia udah pergi duluan sama gebetannya. Paling entar gue pergi sendiri," Arjun mengangguk paham.

"Gak sama Immanuel?"

Jami' bernafas berat.

"Sibuk, biarinlah dia sama dunianya." Jawaban Jami' membuat satu alis Arjun terangkat naik.

Biasanya jika ditanya soal Immanuel jawaban Jami' amat lembut dan super bucin. Sekarang kok? Hem Arjun makin yakin ada masalah diantara mereka.

"Temen sekelas kita ada yang mau bahas midsommar dengan pendekatan cultural studies," Arjun mengalihkan pembicaraan.

"Gue pengen kaji film-film klasik sih, anak sinematografi di kampus tetangga ntar sore sampe malam mau pemutaran film-film lama gitu. Gue mau pergi, elo mau ikut ga? Tiketnya cuma 30k, gue pesenin sekalian kalau mau Mi'."

Jami' terlihat berpikir, matanya masih memandangi para panitia seminar yang diadakan himpunan sosiologi hilir mudik keluar auditorium.

"Film tahun 1999 Salomon & Gaenor tayangnya jam empat, ntar habis mata kuliah terakhir kita bisa langsung berangkat kalau elo mau." Arjun membacakan film-film yang akan tayang dari ponselnya.

"Salomon & Gaenor," Jami' menggumam.

"Itu ceritanya tentang cinta beda agamakan? Yang cowoknya yahudi ortodoks dan ceweknya Kristen?" Jami' masih menyeruput kopinya, pandangannya tetap ke depan namun seolah kosong berbeda dengan Arjun yang kini kelagapan.

"Kalau A view good man 1992 gimana Mi'? Tapi kita skip jam terakhir dong?"

Jami' terkekeh. "Enggak Salomon & Gaenor aja."

Arjun mengigit bibirnya. "Elo yakin nih?"

"Hem."

"Beneran?"

"Beneran Jun."

"Elo marahan lagi yah sama Immanuel? Akhir-akhir ini sering banget kalian berantem," Arjun mengangkat kedua tangannya. "Gak maksud ikut campur loh gue Mi'."

"Hahaha santai kali, ya namanya dua kepala disatuin ga bisa selamanya satu saling mengerti Jun. Pasti bakal adalah slek dikit, dikit doang kok."

Jami' mencoba meyakinkan, entah meyakinkan arjun atau meyakinkan dirinya sendiri.

Dua hari yang lalu, setelah kajian. Jami' menunggui Immanuel yang sedang rapat himpunan, dari luar sekretariat terlihat pemuda itu amat serius, namun bukan hanya itu yang Jami' perhatikan namun tatapan Tia di sebelah pacarnya itu.

Jami' perempuan, Jami' pernah jatuh cinta, dan pandangan yang diberikan Tia' itu adalah pandangan seorang wanita yang sedang jatuh cinta.

"Enggak, enggak, engak Mi' enggak." Jami bermonolog dang menggelengkan kepalanya.

"Jangan overthingking, mereka cuma temen satu himpunan." Sambungnya. Namun berbeda dengan bibirnya yang selalu menolak kenyataan, kepala Jami' malah penuh dengan desakan rasa cemburu.

Maksud Jami' lihat Tia. Dia lebih cantik, lebih tinggi, lebih putih, melihatnya bersampingan dengan Immanuel saja Jami' langsung merasa jomplang.

Kulit khas Jawa Jami' rasanya kalah dengan kulit campuran tinghoa dan kalimatan itu.

Disamping Immanuel Jami' terlihat seperti Teh tawar dan Susu tapi jika Tia disamping Immanuel seperti Susu dan Susu, sama-sama putih.

Ah tidak Nurul Jami' diserang rasa insecure!!!

"Aku eksotis, aku eksotis, aku eksotis." Saat merapalkan mantra pencegah insecurenya, Immanuel malah datang dan terkekeh di belakang kekasihnya itu.

"Hahaha, iya iya kamu eksotis." Jami' terperanjat.

"Ih kamu kapan dateng sih?" Jami' menghujani El dengan pukulan kecil menutupi rasa malunya namun pemuda itu tetap meledeknya, ia bahkan berteriak hingga kedengaran oleh para pengurus himpunannya.

"JAMI' EKSOTIS! NURUL JAMI' EKSOTIS WOI!"

"El! Malu!" Jami' membungkam mulut El dengan tangannya, pemandangan yang sangat romantis dan tidak menghargai para anggota jomblo community kata Wayan dari dalam sekretariat himpunan.

"Aku titip hp, mau boker."

"Anjir, sekarang lo udah ga ada malunya ya sama gue El? Sana buruan jangan ampe cepirit di sini lo!" Pisuh Jami' namun tetap mengambil dompet dan ponsel yang dititipkan El.

Wallpaper layar pemuda itu menarik perhatiannya, ada foto formal Jami' dengan latar biru, Jami' mengambil foto itu saat akan mendaftar di universitas, jelek tanpa ekspresi dan senyum namun Immanuel menjadikannya wallpaper bahkan mencetak dan menjadikannya pajangan di dompet.

"Eh kan El bilang abis chatting sama Hanif," Jami' buru-buru membuka aplikasi chatting El, biasanya dia jadi korban gibah dua pria itu. Jami' penasaran apa yang mereka bicarakan.

Namun, bukannya chat Hanif yang mencolok di sana namun chat Tia.

"Gak sopan sih, tapi gue..."

Mata Jami' melirik Tia yang masih sibuk di dalam sekretariat, hati Jami' di persimpangan antara menjaga sikap dan penasaran. Namun pesan terakhir Tia, membuat dirinya makin ingin membuka rangkaian percakapan itu.

Tia Maaf ya El ngerepotin ampe nganterin pulang segala.

-To be continued -

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

IMMANUEL & JAMIWhere stories live. Discover now