Tragedi keluarga Jami'

5.1K 1.2K 276
                                    

Jami' mengerang frutasi, pesan panjang Immanuel memenuhi kolom chatnya, mungkin El tidak tahu lagi harus berbuat apa hingga ia memilih mengetik penjelasan yang harusnya Jami' dengarkan.

Belum selesai sampai di situ, Immanuel bahkan sampai menyuruh Tia menelepon Jami' agar permasalahan ini terselesaikan.

Namun bukannya selesai bagi Nurul Jami', betapa Tia peduli dengan Immanuel malah makin membuat gadis itu ingin mendorong Immanuel pergi dari hidupnya.

"Hhhhhh," Jami' mati-matian mengenggelamkan wajahnya ke bantal agar suara tangisnya teredam dan tidak di dengarkan orang rumah.

Namun malangnya telinga ibu Jami' seperti kelalawar yang bisa mendengar suara apapun di dalam rumah.

"Jami'? Nak? Belum tidur kamu?"

Sang Ibu tidak mendapat jawaban karena Jami' sibuk menghapus sisa air mata dan mengatur nafasanya.

"Ibu masuk ya Mi'?"

"Ibu? Kenapa bu?" Jami' mengucek matanya, seolah baru bangun, namun sayang sekali ibunya tak bisa dikelabui begitu saja.

"Kamu nangis ya? Kenapa? Cerita sama ibu nak. Hem? Ada masalah apa kamu?" Desaknya.

"Ah... anu, enggak kok cuma—"

"Jami', anak ibu itu gak ada yang cengeng, mau Jusuf mau kamu, gak ada yang doyan nangis. Anak ibu nangis kalau emang sudah tidak sanggup dan tidak kuat," Jami' mengigit bibirnya, matanya kembali berkaca-kaca, sang Ibu meraih tangan dan mengelus wajah putri bungsunya itu lembut.

"Mana yang sakit nak? Hem?"

Jami' meraih tangan ibunya dan meletakkannya di dadanya, air mata Jami' mengalir lagi, lebih deras dari sebelumnya, suara paraunya menjawab...

"Disini bu."

"Walah, permasalahan anak muda toh?"

"Berat bu, Jami' sayang, tapi gak mungkin kita bersatu, kita beda banget, susah. Mau Jami' dorong dari hidup Jami', tapi rasanya Jami' ikut jatuh, ikut sakit." Ibu Jami' berdehem mendengar cerita si bungsu.

"Beda... gimana toh nduk? Orangnya kaya banget tah? 1% penduduk terkaya di Indonesia jadi kamu minder?"

Jami' sedikit terkekeh mendengar jawaban Ibunya, mungkin kebanyakan nonton sinetron jadi konflik di kepalanya terbentuk seperti itu.

"Enggak. Tapi kalau Jami' bilang Ibu jangan marah yah?"

Seperti ada yang memukul dada sang Ibu mendengarnya, ada memori kelam terputar di kepala wanita paruh baya itu.

"Jangan bilang.. jangan nak!"

Jami' mengangguk.

"Hm, kita beda agama."

"Astagfirullah Jami', kamu tahukan apa kejadian sama Jusuf? Enggak nak, enggak, ibu gak mau kehilangan anak Ibu lagi. Enggak! Kamu harus pikirin Ibu sama—" Sang ibu mulai terisak, itulah alasan Jami' berat bercerita karena akan ada luka lama yang mengiris hati ibunya.

"Bu," Jami' meraih sang Ibu dalam peluknya. "Jami' gak akan ninggalin ibu, Jami' gak akan kemana-mana. Ibu tenang ya? Biarpun Jami' sakit di sini, tapi Jami' gak akan ngulang tragedi keluarga kita lagi."

"Nak, cinta itu baik, setiap agama juga baik. Tapi Allah bilang sesungguhnya budak mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hati mu, mereka sesungguhnya mengajak mu ke dalam neraka. Jami' ini di dunia dan diakhirat tanggungan Ayah sama Ibu, cukup Jusuf yang tidak bisa Ayah dan Ibu jaga keimanannya. Jangan Jami' nak, jangan."

Bergantian kini Jami' yang menghapus air mata ibunya, gadis itu menggeleng kuat.

"Enggak bu, enggak akan. Mulai sekarang, Jami' akan akhirin hubungan itu, Jami' janji gak akan nerusin ini lagi. Jami' janji bu."

Tangisan sang Ibu dipeluk Jami' seolah menggiring masa lalu, semuanya masih terekam jelas di kepala Jami' kala Jusuf datang meminta restu.

Tangisan sang Ibu dipeluk Jami' seolah menggiring masa lalu, semuanya masih terekam jelas di kepala Jami' kala Jusuf datang meminta restu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astagfirullah aladzim, Astagfirullah aladzim, Ya Allah maafkan anak ku ya Allah, Astagfirullah aladzim." Istigfar itu beberapa ibu hanturkan sembari mengusap-usap kepala Jusuf yang bersimpuh meminta maaf serta restu.

"Istigfar nak sama ibu yuk? Sebut nama Allah Suf."

"Percuma, dia sekarang murtad!Mana bisa menyebut Allah lagi?"

Suara Ayah Jusuf dan Jami' menggelegar, matanya yang merah menatap tajam Mawar, gadis yang dibawa pulang Jusuf, gadis yang ikut bersimpuh dihadapannya.

"Yah, Bu. Apapun agama Jusuf, Ayah sama Ibu tetap orang tua Jusuf dan Mawar," Jusuf merangkul gadis yang mati-matian menghapus air matanya.

"Dia perempuan yang Jusuf cinta, Jusuf gak bisa ninggalin dia Yah, Bu. Tolong Ayah dan Ibu mengerti dan memberi kami berdua restu."

"Banyak, banyak wanita yang lebih cantik, pinter, islam pula. Kenapa kamu harus memilih dia? Dari kecil Ayah ajarkan kamu agama? Selemah ini iman kamu pada Allah Suf?Meninggalkanya karena Perempuan? Innalillahi!"

Jusuf menggertakkan gigi, menatap sang Ayah nanar.

"Jusuf pindah bukan hanya karena Mawar dan orang tuanya yang ingin Jusuf seagama dengan putri mereka. Jusuf, tergerak karena Jusuf yakin agama Mawar adalah agama yang cocok untuk Jusuf Yah."

Tidak tahan lagi, Ayah Jusuf bangkit menendang dan memukuli putra sulungnya tanpa ampun meski dihalangi Ibu, Jami' bahkan Mawar, namun Jusuf tidak melawan, ia pasrah.

Jusuf tahu ini ganjaran dari mengecewakan Ayahnya.

"Udah Yah. Hhhh jangan hhh kasian abang Yah!"

"Jami'mulai hari ini dia bukan abang kamu, dia bukan bagian keluarga kita, gak adaorang murtad yang Ayah terima di rumah ini. Pergi kamu! Jangan injakkan kakikamu dan perempuan ini di rumah ini lagi! Pergi!!!" 

Mawar membantu Jusuf berdiri, pemuda itu tersenyum getir setelah mencium kaki Ayahnya, Jusuf lalu berjalan ke arah ibunya mengecup kening perempuan yang melahirkannya, memeluk adik bungsunya lalu pergi dan tidak pernah pulang.

-To be continued -

Jami' tuh dipersimpangan yang berat banget, dia udah pernah liat abangnya sendiri mengalah perkara Iman demi Cinta dan itu melukai dan mengecewakan banyak orang, termasuk dia sendiri. Diserang insecure karena hubungannya, mau diakhiri tapi udah terlanjur sayang, mau dilanjut tapi gak ada masa depan.

Dan gak mungkin Jami' minta El yang pindah karena dia liat gimana abangnya dibuang. Jami' ga mau El ngerasain itu.

Hue gue nangis nihhhh!

BTW FOLLOW IG KU : WINJO_H
WAJIB! AKU MALAK!

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

IMMANUEL & JAMIWhere stories live. Discover now