No matter what they say, I still love you

7.6K 1.1K 234
                                    

Cause I will fall for youNo matter what they sayI still love youI still love you~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cause I will fall for you
No matter what they say
I still love you
I still love you~

...

Bisa dibilang keluarga Immanuel adalah keluarga kristiani yang taat, sejak dulu Matius Kuncoro, Immanuel Winaga dan Leon Moses di-didik menjadi anak-anak yang takut Tuhan, diajarkan betapa besarnya kasih Yesus mengalir kepada ummatnya.

Tidak heran El, Kun, Moses jadi anak-anak yang dekat dengan gereja, percaya jika semakin dekat ia dengan Yesus, semakin tenang jiwanya, lancar kehidupannya.

"El, loh kok di sini?" Seorang pendeta yang sudah mengenal Immanuel  Winaga sejak kecil menghampiri pemuda yang tengah memandang kosong ke arah salib di altar gereja.

"Ah, habis latihan koor tadi pak Gilbert." Pak Gilbert menghampiri El merangkulnya dan tersenyum.

"Masa depan gereja akan cerah kalau semua pemudanya kayak kamu sama saudara-saudara mu El." Immanuel hanya tersenyum singkat sebagai balasan.

"Pak Gilbert, apa Yesus akan mendengar doa ummat yang selalu melayaninya? Doa apapun itu?"

Pak Gilbert tertawa mendengar pertanyaan El, waktu kecil dulu Immanuel pernah bertanya padanya 'apa yesus akan mengabulkan jika El meminta Tamiya dan arenanya?'

"Mainan apa lagi yang kamu minta El? Hah?"

"Haha bukan pak, bukan mainan. Hem jodoh mungkin? Doanya gimana yang bagus?" Pendeta Gilbert melepas rangkulannya dan tersenyum.

"Tuhan Yesus Kristus, Allah kami yang hidup, saat ini kami bersujud di hadapanMu dan memohon belas kasihanMu atas segala perkara yang boleh terjadi di dalam hidup kami. Tolong kami Tuhan yang tidak paham akan rancanganMu dan mampukan kami mengerti lebih dalam, akan siapa yang menjadi pasangan hidup kami kelak. Kami mohon supaya Engkau sendiri yang berkehendak di dalam hidup kami. Tuntun kami untuk menemukan pasangan yang seiman dan sepadan di dalam pelayanan akan Engkau."

Hati Immanuel terasa tercengkram begitu mendengar kata Seiman disebutkan.

"Pak Gilbert, gimana kalau dia yang dimau menjalani sisa hidup bersama adalah ia yang tidak seiman?"

Pendeta Gilbert cukup tersentak namun ujungnya hanya tersenyum kecil.

"Cinta dapat mendatangi dan meluluhkan hati siapa saja apapun imannya El. "Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan."(Kolose 3:14) kasih itu Bahasa cinta, hukum kasih adalah hukum terpenting dalam kristiani." Immanuel menarik nafas berat.

"Andai dia bisa mencintai Yesus," Immanuel kemudian menggeleng keras.

"Cinta pada yesus gak bisa dipaksa, ia akan datang sendiri jika mereka yakin dan percaya pada ajaran sang kristus."

Pendeta Gilbert menepuk pundak Immanuel seolah bangga, sangat bijak perkataan pemuda itu.

"Hanya dekatkan dirimu kepadanya El, dia akan menuntun mu bahkan di ladang luas tanpa cahaya, memberi mu petunjuk di persimpangan yang membingungkan, jangan pernah meninggalkannya, Yesus di dalam hati mu, jangan menghilangkannya." Tutup sang Pendeta sebelum bangkit.

"Pak Gilbert, bagaimana doa yang harus dilakukan jika amat rindu pada seseorang dan ingin bertemu?" Ucapan El membuat pak Gilbert berbalik lagi.

"Tutup mata mu anak ku, Yesus tahu isi hati mu tanpa harus kamu mengucapkannya."

Immanuel kembali menatap kosong, sudah 10 hari dan wajah Jami' selalu dirindukannya, El tidak tahu lagi harus bagaimana? Segala acara telah dilakukan, menelpon, mencari Jami' di kampus bahkan sampai nekat mendatangi rumahnya.

"El, bersihkan luka mu." Pendeta Gilbert kembali datang dan memberi Immanuel kotak obat, ia sangat risih melihat sisa darah kering di ujung bibir Immanuel tadi.

Ya, ujungnya Ayah Jami' marah besar, meneriaki dan menghajarnya.

Immanuel tahu ia pantas mendapatkan ini, tapi setidaknya di sana ada Jami' yang membelanya, tapi nyatanya tidak. Jami' tidak pernah keluar dari kamarnya.

"Tuhan Yesus tempat ku meminta," Immanuel menyilangkan tangannya, mengenggam kalung salibnya lebih erat dari biasanya.

"Aku merindukannya, hhhhh aku merindukannya. Tolong pertemukan aku dengannya, aku tidak meminta hal yang lain hanya berilah ia bahagia, jika hanya aku tempatnya menemukan bahagia pertemukanlah kami dengan jalan mu. Amin."

Immanuel tak pernah menitihkan air mata saat berdoa, baru kali ini, artinya ia benar-benar sudah putus asa.

Rasa putus asanya bertambah saat ponselnya bergetar dan ada pesan Jami' di sana.

Rasa putus asanya bertambah saat ponselnya bergetar dan ada pesan Jami' di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-To be continued-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-To be continued-

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

IMMANUEL & JAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang