Sungguh gampang mencari tahu apa yang disukai seorang wanita, lihat saja halaman media sosialnya. Semua kesukaannya akan terpampang di sana, entah di feed atau di highlight.
Hal itu juga berlaku bagi 350 feed dan highlight yang diberi nama 'My Jaejae' oleh Jami', highlight yang jika diklik sudah bagikan jarum jahit saking banyaknya.
Mata El akan berputar jika harus melihat semua isinya.
"Jami' suka cowok bisa main gitar Nif?"
Hanif hanya menggedikkan bahunya.
"Lo dari tadi mandangin IGnya Jami' mulu, kayak ada tampang Jami' aja di dalamnya El? Lo gak liat isinya makhluk jadi-jadian kulit pucet pake make up semua?"
Immanuel menggeleng tidak setuju, setiap orang punya kesukaan dan Immanuel menghargai apa yang disukai Jami', mau itu orang Korea, Jepang atau belahan dunia manapun.
Apa susahnya sih sekedar menghargai kesukaan orang lain tanpa menghujatnya?
"Dia suka band Korea ini, 6 hari? Ini nama band?" Tanya El ragu melihat deretan lambang DAY6 beserta para personilnya di Instagram Jami'.
"Jami' suka gitarisnya. Lo bisa main gitar ga Nif?"
Hanif meletakkan ponselnya, tertawa remeh lalu menyisir rambut dengan jemarinya.
"Kecil El, lo gak tahu waktu SMP gue anak band yang malang melintang di dunia perpensian sekota Malang?"
El menggeleng.
"Ck, sekarang lo bisa gak main satu alat musik?"
El bangkit dan berjalan ke arah organ di sudut kamarnya,
"Gue bisa main organ Nif, semua saudara gue diwajibkan bisa main organ buat di gereja." Sesekali Immanuel Winaga menekan tuts hingga menghasilkan sebuah nada.
"Bapa'ku kupersembahkan tubuh ku~, S'bagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan padaMu S'bagai hadiah yang sejati~"
Meski dengan suara yang pas-pasan El menunjukkan kebolehannya menyanyikan lagu rohani yang disukainya.
"Berarti elo gak buta nada, tinggal latihan dikit, main gitar gampang kok.Gak usah plek satu lagu, potongannya aja. Saran gue nih yah," Hanif mendekat dan merangkul Immanuel.
"Lo sok pura-puraaja genjreng gitar, nyanyi apa kek, habis itu kalau ada Jami' elo nanyiin deh lagu yang mengutaran isi hati lo. Ah,"
Hanif menepuk tangannya.
"Lagu si 6 hari ini aja El."
🍄🍄🍄
Gara-gara Hanif, Immanuel Winaga sampai membawa gitar kemana-mana sembari menanti moment berdekatan dengan Jami'.
Namun sayang sekali, Jami' yang biasanya naik angkot atau ojek online saat pulang sekolah, akhir-akhir ini sering dijemput Ibunya hingga halte tempat Jami' menunggu, kosong melompong, hanya El dengan gitar pinjamannnya di sana menanti entah kapan Jami' akan duduk di samping situ lagi.
"Gue udah kayak kesatria bergitar aja,"
"Roma Irama dong?"
Suara Jami' membuat El tersentak namun di dalam hati ia sudah melompat girang, akhirnya Jami' benar-benar di sana! Di sampingnya!
"Ehm, ehm." El berdehem canggung. "Tumben gak dijemput Mi'?" El dan sikap sok akrabnya.
"Oh iya, Tupperware gue dicariin nyokap, kalau udah –"
YOU ARE READING
IMMANUEL & JAMI
Teen FictionThis works is protected under copyright laws of Indonesia. =============================== Tahukah kalian di jalan Merdeka barat, tepat di sebelah alun-alun kota Malang, ada majid Agung Jami' yang bersebelahan dengan gereja protestan Immanuel? Mere...
