Pembuka badai

4.4K 1.1K 171
                                    

Sudah cukup lama rasanya sejak hujan pertama antara Immanuel dan Jami' namun momen itu masih terpatri diingatan mereka, hari dimana mereka sepakat mengalah dan mengikuti arus perasaan masing-masing, menjalani meski tak tahu bagaimana ujung jalan itu.

Tentu, Immanuel dan Jami' berharap jalanan indah yang dipenuhi bunga tanpa tahu arti hujan bukan hanya keteduhan, hujan juga berarti pembuka badai.

"El?" Panggil Jami' saat bertemu pemuda itu di depan fakultas.

"Ada kelas pagi?" Jami' mencoba baik-baik saja setelah perdebatan panjang semalam perkara merayakan Imlek di rumah Immanuel.

"Hem, duluan ya." Namun jawaban El menjadi tanda berdebatan mereka belum usai.

Tidak pernah Immanuel memberinya tatapan dan balasan seperti itu, baru pertama kali dan sungguh rasanya nyeri bagi batin Jami'.

Sampai saat ini semuanya terasa indah, tidak ada hari yang menyedihkan bahkan dengan pertengkaran kecil di dalamnya namun kali ini Jami' rasa bukan pertengkaran kecil.

Untuk pertama kalinya ini pertengkaran besar di antara mereka.

Jami' Mau makan siang bareng gak? Aku udah dapet meja di kantin Fisip.

Immanuel Ada rapat.

Jami' Kamu kenapa sih? Masih marah?

Immanuel Ga

Jami' El! Please deh, kan bisa kita omongin. Jangan kayak gini, childish tau gak?

Tidak ada balasan, bahkan pesan Jami' tak kunjung dibaca Immanuel, entah benar ia sedang rapat atau memang masih marah.

Sungguh Jami' paham dan mengerti jika Immanuel ingin mengenalkannya pada keluarga besarnya, jujur Jami' juga senang tapi Jami' pikir El tidak berpikir panjang, El hanya kekanakan, mengenalkan Jami' lalu apa?

Meminta restu?

Kalau ia benar adalah Amy dan bukan Jami' itu mungkin, tapi mau bagaimanapun Ia tetap seorang Nurul Jami'.

"Mi' mau pesan apa? Biar sekalian gue antrinya?" Jami' mendongkak saat Arjun menghampiri mejanya.

"Elo sendirikan? Gak ada yang duduk di sini?"

"Enggak ada kok Jun, pesenin minum aja. Gue lagi males makan siang." Pinta Jami' yang langsung diangguki Arjun.

Pemuda itu berjalan santai memesan makanan, tak lama Rini datang dan ikut duduk dengan mereka, ketiganya hanya berbincang mengenai tugas.

"Tugas komunikasi visual disuruh bikin nirmana dong," Keluh Rini.

"Gue kira di ilkom gak ada ginian disuruh ngomong doang, ini mah ilmu komunikasi rasa anak seni. Ya gak sih?"

Jami' dan Arjun hanya tertawa kecil, keduanya suka menyusun dan menata elemen dasar design jadi tugas membuat nirmana fine-fine saja bagi keduanya.

"Rambut lo basah gitu Jun habis dari mana?" Teguran Jami' membuat Arjun mengacak-ngacak sendiri rambutnya, sambil tersenyum ia menjawab.

"Habis solat duhur, terlalu semangat wudhunya jadi basah semua."

"Subhanallah," Kagum Rini berlebihan "Calon imam-able Mi' si Arjun tuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Subhanallah," Kagum Rini berlebihan "Calon imam-able Mi' si Arjun tuh."

"Hahaha sayang belum ada makmumnya Rin." Jawab Arjun terkekeh namun manik matanya selalu melirik Jami' di sampingnya.

Immanuel Aku childish? Mi' bukannya itu kamu? Kita dua orang dewasa yang menjalin hubungan, walaupun ada perbedaan aku mau kita tetap melangkah bukan jalan di tempat seperti yang kamu mau.

Immanuel Mungkin jalan di depan kita penuh duri, tapi kamu harus tetap berjalan dan tersenyum karena akan ada aku di samping kamu yang selalu bilang "Gak apa-apa, kita bisa" Sampai jalanan itu jadi jalanan berbunga.

Immanuel Percaya aku. Ini terakhir kalinya aku minta, minggu depan ke rumah ya? Ketemu keluarga ku, bilang dengan lantang kamu Nurul Jami' pacar ku.

Read

-To be continued -

Mas Arjun, imami aku 😭 btw chapternya pendek banget cuma 548 word, besok lagi ya updatenya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mas Arjun, imami aku 😭
btw chapternya pendek banget cuma 548 word, besok lagi ya updatenya.

(Don't forget to touch the stars Button if you like the story 😊 👉🌟)

IMMANUEL & JAMIWhere stories live. Discover now