Amin kita sama

6.5K 1.2K 247
                                    

Seminggu ini Jami' belum dibolehkan ke kampus oleh sang Ayah, ponselnyapun disita hingga tidak tahu bagaimana keadaan di luar sana.

Bohong jika iya bilang ia tidak merindukan kampus, teman-temannya bahkan Immanuel. Jami' rindu, sangat. Tapi ia sudah sepakat melepaskan meski hatinya masih berat.

Jami' sejak dulu diajarkan, katanya jika ingin meminta petunjuk perkara apapun, sholat istikharahlah maka Allah akan memberikan petunjuknya.

Namun aneh mimpi setelah Jami' melakukannya justru memunculkan Immanuel Winaga terus menerus.

"Aturan tawaran sogokan elo tadi, elo jalanin dulu baru minta doa. Puasa dulu, solat yang rajin dulu, tutup aurat dulu, biar dinotice, kalau kayak elo tadi, males duluan tau Tuhan liat elo."

Saat Jami' terbangun, jelas senyum Immanuel kala perjumpaan pertama itu sulit dilupakan.

"Mungkin bener kata El, harusnya gue solat yang rajin dulu," Jami' bermonolog.

Selama kuliah dan sibuk di pers kampus solatnya bolong-bolong, kalau sudah sibuk, solat jadi prioritas kesekiannya.

"Puasa dulu, tutup aurat dulu," Jami' memandangi dirinya yang lengkap dengan mukena pada pantulan cermin.

Ia masih tidak menutup aurat dengan benar, Jami' memang anti pakaian terbuka tapi ia selalu suka saat rambut hitam lurusnya terurai.

"Baru minta sama Tuhan, biar dinotice."

Jami' seminggu ini sadar dirinya teramat jauh dari Tuhan, masalah ini malah mendekatkan mereka.

"Ya Allah, kata ibu jangan sebut nama seseorang dalam doa mu. Jika kau menginginkan seseorang mintalah yang terbaik pada-Nya. Berilah aku jodoh yang baik yang takut kepada mu begitu kata ibu ku,"

Jami' menarik nafas panjang.

Sembari curhat dengan sang Tuhan, Jami teringat moment puasa setahun tahun lalu. Sekolahnya melakukan temu alumni sekaligus buka puasa bersama.

Jami' sudah berangkat dengan Immanuel, Sialnya Immanuel sok memakai motor supra lama hasil modifikasi dan mogok di jalanan sebelum sampai di sekolah.

Jami' ingat beberapa kali El memujinya karena memakai jilbab, katanya cantik. Sempat-sempatnya pemuda itu gombal saat sedang mendorong motor.

Sudah hampir magrib dan motornya tak kunjung menyala, Immanuelpun menghela nafas lelah.

"El, coba cek bensinnya ada gak?"

El melakukan yang dikatakan Jami' lalu menyengir kambing.

"Ternyata kosong." Jawaban El hampir membuat Jami' memukul kepalanya.

"Gimana dong? Penjual bensin di sini jauh, aku pesenin grab aja ya? Udah hampir magrib, kamukan harus buka puasa Mi'?"

Jami' memanyunkan bibirnya.

"Gak mau, aku temenin cari bensinnya El."

"Ini dorongnya jauh loh, kamu puasa, aku sih enggak. Kasian kamunya, mana jalannya jauh."

Jami' tak bergeminng, ia tetap berjalan di samping Immanuel.

"Pokoknya pengen ditemenin koko buka puasanya, dan pokoknya aku juga mau nemenin koko dorong motornya,"

Hari saat itu Jami' gencar-gencarnya menggunakan panggilan Koko sebagai panggilan sayangnya pada Immanuel.

"Iya deh." Pasrah El.

IMMANUEL & JAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang