4. Kabar Duka

20.5K 763 15
                                    

FULL BAB + BONUS HANYA ADA DI APLIKASI KBM.
.
.
.

Kabar Duka

Hari ketiga semenjak Adrian mengurusi retoran cabang yang adalah milik sang paman, Ratna masih belum bisa menentramkan hatinya yang begitu resah. Ada kala ia bermimpi buruk, sesuatu yang tidak mengenakan terjadi kepada suaminya. Banyangan itu pun ia hilangkan dengan menggelengkan kepala.

Mungkin karena lelah menunggu, ia jadi berpikir yang tidak-tidak hingga terbawa mimpi. Untuk menghentikan semua penat di hati, ia memutuskan untuk keluar rumah dan berjalan-jalan sebentar sebelum waktu kuliahnya siang nanti.

Angin segar membuatnya merasa lebih baik, Ratna bertemu dengan Bagas yang tengah mencari buku di perpustakaan kampus, ternyata walau tidak ada kelas di pagi hari, beberapa rekan terlihat berlalu-lalang di tempat ini, memang itu adalah hal lumrah mengingat banyaknya tugas yang diberikan kepada mereka.

Mereka berjalan bersama, membicarakan yang kebanyakan tentang hari-hari dan tugas di kampus.

"Eh, suami lo gak marah nih kita berduaan gini?"

Tertawa kecil, Ratna menggelengkan kepala.

"Adrian gak cemburuan kali, dikira elo kali ya, Gas."

"Lo dah sarapan, Rat? Ke kantin bentar, yuk. Gue belum, nih."

Gadis itu hanya menganggukkan kepala, lagi pula cukup penat setelah berkeliling perpustakaan, segelas es jeruk pasti begitu nikmat dikala dahaga seperti sekarang.

Mengambil ponsel setelah pesanannya datang, Ratna pun mencoba untuk mengirim pesan kepada suaminya, beberapa kali mengirim, tetapi tidak juga mendapatkan balasan. Menghela napas, kemudian ia menyeruput jus jeruk dan memperhatikan Bagas yang tengah memakan hidangannya. Melirik jam, sekarang baru pukul sepuluh, dan temannya baru menyantap sarapan. Ya, anak kos memang sering mengabaikan kesehatan untuk memakan sarapan kurang dari jam sembilan.

Memutuskan untuk menelepon Adrian, Ratna pun menekan tombol hijau di aplikasi chat. Beberapa kali, tidak juga mendapatkan respons.

Bahkan ketika telah malam, ia masih juga tidak mendapati kabar atau tanda bahwa seluruh pesannya terkirim. Tentu saja Ratna berang bukan main, apa yang dilakukan sang suami bahkan sampai tidak bisa mengecek pesan yang ada di ponsel.

"Ck. Kenapa tidak diangkat? Dasar, inikan sudah malam. Apa dia masih berkerja? Dasar tidak tahu waktu."

Mencoba lagi, Ratna terus menghubungi Adrian, sampai pada akhirnya panggilannya pun diangkat.

"Iannnn, kenapa lama sekali diangkatnya?" pekik Ratna antara kesal dan kegirangan.

"Halo."

"Eh... kamu siapa? Kenapa ponsel suamiku ada padamu? Kau mencurinya, ya?"

"Ini aku, Ryu."

"Kak Ryu! Ahahah... astaga, syukurlah. Oh, ya. Kenapa ponsel Adrian ada pada Kakak? Sekarang Adrian-nya ada di mana, Kak?"

Terdengar kerikan serangga dari ponsel Ratna, membuat gadis itu mengerutkan alisnya. Beberapa saat jeda terjadi, sebelum Ratna kembali mengulangi pertanyaannya karena mungkin saja sang kakak tidak mendengar apa yang dia ucapkan.

"Dia tidur."

Laki-laki itu di sebrang sana tengah menenggak segelas air, itu yang membuatnya memberi jeda dan terdiam untuk beberapa saat.

"Apa? Cepat sekali, inikan baru jam delapan malam, Kak Ryu!"

"Ya, di sini empat jam lebih cepat."

Suami Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang