16. Sakit

19.7K 734 15
                                    

FULL BAB + BONUS HANYA ADA DI APLIKASI KBM.

Dua minggu pindah ke rumah baru, Ranta meminta izin Ryu untuk membawa sahabat-sahabatnya ke tempat tinggalnya ini. Sang lelaki pun menyetujui saja, asal mereka jangan sampai lupa waktu dan jangan memesan sembarangan makanan di luar sana. Hanya itulah pesan yang disampaikan sebelum Ryu berangkat bekerja.

Mencium punggung tangan sang suami, Ranta lantas membalas pesan para sahabatnya, bahwa dirinya telah mendapatkan izin.

Mereka pun lantas datang pukul sembilan, untungnya hari ini kelas pertama dimulai pukul satu siang.

Sekitar dua puluh menit, teman-teman Ratna mulai berdatangan empat orang perempuan dan dua orang laki-laki, sepertinya Bagas membawa Aditia juga ke sini. Walau tidak terlalu akrab, lelaki itu adalah sahabat dari Bagas.

"Gila, tinggal dua orang aja rumahnya segede ini, Rat?"

Komentar teman-temanya mulai bermunculan, mulai dari Inayah, Tari dan Tasya, semetara Hira hanya tertawa kecil.

"Apaan sih, rumah mami jauh lebih besar kali. Kalau ini Ryu yang beli atau udah lama dia tinggal di sini juga mungkin, soalnya pas pindah rapi banget."

Gadis itu memberikan minuman berupa jus dan soda, teman-temannya bisa memilih, beberapa camilan seperti kue kering atau cupcake yang baru dipesannya tadi.

"Pesen pizza, kek? Cewe banget makan cupcake unyu." Bagas mengomentari, lelaki itu mendengkus melihat bentuk-bentuk lucu variasi dari makanan manis itu, sebenarnya dia tidak terlalu suka karena sering sakit gigi.

"Gigi bolong semua mana berani, kan, Gas." Ratna berujar santai, mencomot kue kering buatannya.

"Rat, jangan buka aib dong. Kasian nih yang nyinyir gak bisa makan." Aditia menimpali, membuat Bagas memukul kepala sang lelaki main-main.

"Ratna pakai kerudung gini, makin kelihatan cantik, ya. Bener gak, Gas Melon?" tanya Inayah jahil, lelaki yang ditanyai hanya berdehem dan memutar bola mata.

"Iya, deh, terserah. Gue bilang biasa aja nanti juga dipaksa."

Mereka tertawa bersama, bercerita macam-macam yang didominasi oleh kaum hawa. Tentang gosip terbaru pun tak ketinggalan, hingga tidak terasa pukul sebelas siang. Suara pintu depan yang terbuka dan tertutup membuat mereka terdiam seketika, Ratna pun melihat ke depan sebentar dan mendapati suaminya yang sudah pulang diantar Jihan yang adalah salah satu pegawai restoran. Lelaki yang lebih tinggi dari Ryu itu membantu sang suami berjalan. Lantas saja Ratna kebingungan.

Gadis itu kemudian menatap Raffa yang datang dari arah belakang, membawa tas Ryu sambil mengomel tidak jelas.

"Loh, kenapa, Kak?"

"Rat, suruh dia istirahat, Rat. Hari ini harusnya cuti karena kemarin dia pucat banget, gila ya gara-gara omset turun dia segitu mikirinnya. Memang orang perhitungan minta ampun," oceh Raffa kesal, lelaki itu membantu Jihan mendudukkan Ryu di sofa, sementara Ratna menyuruh teman-temannya untuk berpindah tempat sementara.

"Kemarin kayaknya baik-baik saja, Kakak kok gak bilang lagi sakit?" tanya gadis itu khawatir, menatap Ryu yang mengembuskan napas dan membuka kelopak matanya yang terpejam sejenak.

"Belakangan agak banyak pikiran, jadi tekanan darah tidak normal. Istirahat sebentar sudah tidak masalah, kamu lihat sendiri, Ratna, kemarin aku sehat saja."

"Tapi, sekarang pucat banget, Kak." Ratna menaruh telapak tangannya di dahi Ryu. "Badannya panas, Kak Raffa. Kayaknya demam? Udah ke dokter?"

Teman-teman Ratna hanya memperhatikan, bahkan di sana Hira tidak menyapa kekasihnya yang masih terus mengocehi kekeraskepalaan Ryu yang tidak mau ke rumah sakit karena menganggap hal ini bisa diselesaikan dengan beristirahat nantinya.

Suami Pengganti (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat